JAKARTA - Peristiwa memalukan kembali terjadi di dunia pendidikan. Tahun ini terdapat 19 SMA di Indonesia yang 100 persen siswanya tidak lulus ujian nasional (unas). Diduga, itu disebabkan kunci jawaban palsu yang diedarkan sekolah kepada siswa.
Kasus tersebut terkuak di SMA Negeri 2 Ngawi, yang merupakan sekolah favorit di kota kecil di ujung barat Jawa Timur. Dirjen Dikdasmen Depdiknas Suyanto juga alumnus sekolah itu. Kemarin sekolah tersebut mengundang seluruh wali murid kelas tiga. Kepala Dinas Pendidikan Ngawi Abimanyu dan Bupati Ngawi Harsono juga dihadirkan dalam pertemuan sekolah dengan wali murid tersebut.
Dalam pertemuan tertutup itulah, menurut sumber, terkuak bahwa hasil scan lembar jawaban komputer (LJK) unas menunjukkan seluruh siswa kelas tiga SMAN 2 Ngawi (315 anak) dinyatakan tidak lulus. Para wali murid ditenangkan dan dijanjikan ujian nasional ulang pada 8-12 Juni 2009.
Dalam pertemuan itu juga diungkapkan penyebab ketidaklulusan tersebut. Yakni, semua siswa menggunakan bocoran kunci jawaban untuk mengerjakan soal unas. Tentu saja tujuannya mengatrol nilai para siswa dan menjamin kelulusan 100 persen. Ternyata kunci yang beredar itu salah. Dan, hasilnya justru 100 persen siswa tidak lulus.
Para wali murid gempar. Sebab, sebagian siswa SMAN 2 telah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) favorit melalui jalur PMDK (penelusuran minat dan kemampuan). Dengan adanya kasus tersebut, tentunya membatalkan hasil tes PMDK.
Sempat tersiar kabar bahwa kunci jawaban palsu itu dari Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyukseskan penyelenggaraan unas. Apalagi, pengumuman unas yang rencananya dilakukan minggu ketiga Juni 2009 bersamaan dengan jadwal kampanye pilpres. Karena itu, kalau unas tidak diselamatkan, stabilitas politik bisa terganggu.
Dikonfirmasi terkait kasus yang terjadi di SMAN 2 Ngawi, Ketua BSNP sebagai penyelenggara Unas Prof Mungin Eddy Wibowo membantah bahwa pihaknya terlibat dalam pemberian kunci jawaban palsu. "Itu sama sekali tidak benar. Kalaupun kami mengedarkan, mengapa harus kunci jawaban palsu? Saya tidak tahu dari mana hal itu bisa mencuat," katanya.
Kendati demikian, Mungin membenarkan adanya kasus di SMAN 2 Ngawi. Lantaran memercayai kunci jawaban palsu yang beredar, semua siswa tidak lulus unas. "Setelah kami cocokkan dengan kunci jawaban asli, jawabannya salah semua. Akibatnya, mereka tidak lulus," terangnya. Sebab, jawaban yang salah itu untuk semua mata pelajaran yang diujikan.
Sebagaimana diketahui, ada tiga mata pelajaran yang diujikan dalam unas SMA. Yaitu, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika.
Mungin menjelaskan, jawaban soal siswa SMAN 2 Ngawi semua sama. "Tapi, jawaban yang sama itu salah," ujarnya. Temuan di lapangan itu, kata Mungin, disampaikan oleh Tim Pemantau Independen (TPI), Inspektorat Jenderal (Irjen), dan masyarakat.
Setelah melalui pertemuan antara BSNP, Irjen, dan TPI, akhirnya diputuskan untuk mengulang unas. "Kalau tidak, kasihan siswa. Mereka malah tidak lulus semua. Dengan pertimbangan itu, akhirnya kami adakan ujian ulang," jelasnya.
Ujian ulang itu, kata Mungin, dianggap tak menyalahi aturan. Sebab, pada ujian pertama telah terjadi kecurangan sehingga ujian tersebut dibatalkan. "Jadi, ini bukan ujian susulan, tapi ulangan. Sebab, kami telah membatalkan ujian pertama. Kalau ujian tidak diulang, mereka tak lulus semua," ucapnya. Untuk itu, pihaknya telah memanggil kepala dinas pendidikan setempat terkait kasus tersebut.
Mungin mengatakan, pihaknya telah mewanti-wanti agar siswa tidak memercayai kunci jawaban palsu yang beredar. "Kami sudah mengingatkan sejak awal. Ini merupakan tanggung jawab sekolah untuk mengontrol yang terjadi di lapangan," ujarnya.
Di bagian lain, Koordinator TPI dan Pengawas Unas Tingkat Nasional Haris Supratna membeberkan bahwa kecurangan itu tidak hanya terjadi di SMAN 2 Ngawi, tapi juga di 18 SMA lain yang tersebar di berbagai daerah. Yaitu, Palembang, Bengkulu, NTB, Gorontalo, Jabar, dan Jatim.
Kecurangan itu terungkap berawal dari ditemukannya pola jawaban yang sama pada lembar jawaban ujian nasional (LJUN) siswa oleh TPI. Kecurigaan itu semakin kuat karena pola jawaban tersebut tidak hanya ditemukan pada satu mata mata pelajaran, namun juga pelajaran yang lain. "Kalau di SMAN 2 Ngawi, kami menemukan itu pada semua mata pelajaran. Contohnya, jawaban siswa A semua, sampai soal kesepuluh. Padahal, penyusun naskah soal tidak mungkin menyusun kunci jawaban A semua sampai sepuluh soal," tuturnya.
TPI melanjutkan penelusuran dengan mencocokkan apakah pola jawaban yang sama itu ditemukan di kelas lain atau tidak. Ternyata, kata Haris, di semua kelas SMAN 2 Ngawi juga menjawab soal dengan pola jawaban sama. "Jadi, jawaban satu sekolah itu sama. Nggak mungkin rasanya kalau semua itu tidak dilakukan secara sistematis," ungkapnya.
Dari temuan itu, akhirnya TPI bersama BSNP mencocokkan dengan kunci jawaban asli. Hasilnya, semua jawaban siswa SMAN 2 Ngawi salah. Fenomena serupa terjadi di 18 sekolah yang lain. "Ada yang jurusan IPA saja, atau IPS saja. Ada juga yang dua-duanya," terang rektor Unesa (Universitas Negeri Surabaya) itu.
Lantaran merupakan kecurangan, ujian tersebut harus diulang. Pengambilan kebijakan itu merupakan bentuk sanksi yang diberikan kepada sekolah. "Itu namanya sanksi moral. Sebab, mereka harus mengulang ujian. Kami berharap kasus ini tidak terulang," ungkapnya.
Haris menegaskan, adanya kasus tersebut tidak berarti telah terjadi kebocoran kunci jawaban unas. "Karena kan ternyata jawabannya tidak cocok," ujarnya. Kendati telah ditemukan kecurangan, baik BSNP maupun TPI tidak berani menyebut pihak yang paling bertanggung jawab. Sanksi tegas terhadap sekolah maupun siswa yang melakukan kecurangan juga belum diberlakukan. Tak urung, kecurangan dalam unas dari tahun ke tahun masih terjadi. Padahal, tahun ini pemerintah telah menggandeng PTN untuk mengawasi pelaksanaan unas. (radar sulteng)
Sabtu, 30 Mei 2009
Senyum Syuhada Ghaza: Bukti Mukjizat Alquran dan Sunnah

Renungan kita kali ini ialah tentang detik-detik kehidupan pertama syahid dan detik-detik terakhir terakhir kehidupan mujahid.. Itulah detik-detik yang dihindari banyak orang dan dicemaskan para pahlawan dunia. Itulah detik-detik di mana seseorang meninggalkan kehidupannya dan mimpi-mimpinya. Kehidupan itu tiba-tiba terputus dan ia pun berada di dunia lain yang belum pernah disaksikannya dan belum pernah diketahuinya kecuali melalui berita saja.
Detik-detik tersebut adalah detik-detik pertama orang yang mati syahid. Itulah detik-detik permulaan dan di hadapan pintu Barzakh. Permulaan ia meninggalkan dunia menuju akhirat. Akhir keberadaannya sebagai seorang muslim yang hidup menuju permulaan kehidupan syahadah yang abadi..
Detik-detik mengagumkan dalam kamus seseorang. Detik-detik yang tidak dipahami oleh sembarang manusia. Itulah detik-detik yang tidak ingin digapai kecuali oleh orang-orang beriman. Detik-detik yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata..
Detik-detik kedatangan dan kepergian yang menyatu. Detik-detik akal seorang Mukmin menyikapinya dengan bingung: apakah harus didoakan dapat keberkahan atau disedihkan… Apakah diberi ucapan selamat atau belasungkawa…Apakah harus menangisinya atau berbahagia.. Kesedihan atau kebahagiaan dan pelukan…
Bagaimana kondisi detik-detik tersebut? Tuhan Pemilik Kemuliaan tertawa kepadanya! Betapa mulia dan berwibawanya situasi dan kondisi itu… Masih adakah yang lain setelah itu, wahai syahid?
Seorang yang tepercaya bercerita: Kami diberitahu oleh seorang komandan jihad, “Kami bersama beberapa ikhwan berada di medan tempur. Lalu, tiba-tiba seorang ikhwan berteriak kepada kami, “Surga! Lihatlah, itu surga!” Ia menunjukkan tangannya ke depan, dan tidak berselang lama peluru meleset dan mengenai kepalanya, lalu ia pun tersungkur mati. Semoga Allah merahmatinya!”
“Sesungguhnya orang yang mati syahid itu memiliki beberapa tanda..(Di antaranya adalah) Ia melihat tempat tinggalnya di surga..” (HR Tirmidzi, Shahih).
Allah tersenyum kepadanya dan memperlihatkan surga kepadanya! Alangkah besar karunia itu! Adakah harapan yang lebih besar dari itu wahai syahid?
Banyak pahlawan meninggalkan medan perang karena menyangka peluru yang bersarang di badan itu mengakibatkan penderitaan. Tetapi, orang mukmin maju terus karena ia tahu keadaan yang sebenarnya. “Tidaklah orang yang mati syahid itu merasakan sakit saat terbunuh melainkan seperti salah seorang dari kalian merasakan cubitan.” (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Nasa’i dengan sanad yang baik).
Allah tersenyum kepadanya dan menunjukkan tempatnya di surga dan ia pun tidak mengeluh saat mati! Betapa mulianya engkau di mata Allah..Lalu, apa lagi setelah itu wahai syahid?
Orang mukmin itu takut berbuat dosa dan berharap taubat sebelum mati. Rasulullah bersabda, “Dan orang mukmin yang membersihkan dirinya dari berbagai dosa dan kesalahan, ia berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya hingga ketika ia berhadapan dengan musuh, maka ia bertempur hingga terbunuh. Itulah kain seka yang menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya. Sesungguhnya pedang adalah penghapus dosa.” (al-Musnad dan Shahih Ibni Hibban).
Apakah Anda takut dosa? “Sesungguhnya orang yang syahid itu memiliki keistimewaan di sisi Allah: dosanya diampuni sejak tetasan darahnya yang pertama.” (HR Ahmad, shahih menurut Tirmidzi).
“Allah tertawa kepadanya, memperlihatkan tempatnya di surga, ia pun tidak mengaduh pada detik-detik kematian, dan dosa-dosanya dihapus, kecuali hutang.” (Shahih Muslim)
Betapa agungnya mati syahid di jalan Allah. Apakah engkau puas, wahai syahid?
Manusia di dalam kubur menghadapi ujian, sementara teman kita (syahid) bergembira ria di dalamnya. Imam Nasa’i dan perawi lain menceritakan seseorang yang bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa orang-orang mukmin menghadapi ujian kecuali syahid?” Nabi saw pun menjawab, “Kilau pedang di atas kepalanya itu sudah cukup menjadi fitnah (ujian) baginya.”
Allah tertawa kepadanya sambil memperlihatkan tempatnya di surga sebelum merasakan kematian. Ia sedikitpun tidak merasakan sakitnya kematian… Dosa-dosanya dihapus sejak tetesan darahnya yang pertama. Ia terjaga dari siksa kubur…
Semua ini terjadi dalam waktu yang singkat di mana semua orang takut menghadapinya. Itulah detik-detik ujian… Waktu yang amat singkat yang dilalui orang mukmin yang tangguh saat ia melihat darahnya lalu sekejap sesudahnya ia melihat hasil jerih payahnya.
Belum kering tanah dari darah syahid, hingga kedua istrinya (bidadari) menjemputnya. Keduanya bak burung yang mengepakkan sayapnya. Keduanya lalu mendarat ke tanah. Dan di tangan masing-masing bidadari itu ada perhiasan yang lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Ahmad)
Tidakkah dua bidadari cukup bagimu wahai sang syahid? Apakah engkau mengharapkan kemuliaan yang lebih besar? Demi Allah, engkau mendapat apa yang kauinginkan. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Ayahku dibawa kepadaaa Rasulullah saw sedangkan tubuhnya sudah terpotong-potong. Lalu diletakan di hadapan Rasul saw. Aku bermaksud membuka penutup wajahnya, lalu kaumku melarangku. Lalu terdengarlah suara wanita yang berteriak. Dia adalah putri ‘Amr—konon saudari ‘Amr. Rasulpun bersabda: “Mengapa kamu menangis—atau: janganlah kamu menangis! Karena para malaikat senantiasa menaunginya dengan sayap-sayapnya!” (HR Bukhari)
Alangkah agungnya seorang yang syahid… Di akhirat ia memperoleh kebesaran luar biasa. Dia tidak meninggalkan dunia ini kecuali dengan barisan yang mulia. Manusia menangis, sedangkan syahid tetawa… Orang-orang ketakutan, sementara syahid di surga hidup nikmat. Delegasinya mulia dan uruannya amat besar. Dia hadir ke dunia sebagaimana manusia lainnya.. Sedangkan keluarnya dari dunia ini membuat nafas ini terhenti.. Ah.. Alangkah indahnya mati syahid… Siapa yang meraihnya berarti ia meraih surge dan siapa yang lari darinya maka pasti ia mengalami kekurangan… Kita berlindung pada Allah dari kerugian…..
Semua manusia mati, tetapi syahid tidak mati..Semua manusia menangis, tetapi syahid tersenyum… Ia mendekap kematian dengan dada yang dipenuhi pancaran iman dan mengobarkan kerinduan akan pertemuan dengan bidadari-bidadari nan cantik bak permata yaqut dan marjan.
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ﴿١٦٩﴾فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠﴾يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ ﴿١٧١﴾الَّذِينَ اسْتَجَابُواْ لِلّهِ وَالرَّسُولِ مِن بَعْدِ مَآ أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُواْ مِنْهُمْ وَاتَّقَواْ أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿١٧٢﴾الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ ﴿١٧٣﴾
“Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka mendapar kabar gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
"Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang menyambut perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (Ali Imran: 169-173) (eramuslim.com)
Detik-detik tersebut adalah detik-detik pertama orang yang mati syahid. Itulah detik-detik permulaan dan di hadapan pintu Barzakh. Permulaan ia meninggalkan dunia menuju akhirat. Akhir keberadaannya sebagai seorang muslim yang hidup menuju permulaan kehidupan syahadah yang abadi..
Detik-detik mengagumkan dalam kamus seseorang. Detik-detik yang tidak dipahami oleh sembarang manusia. Itulah detik-detik yang tidak ingin digapai kecuali oleh orang-orang beriman. Detik-detik yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata..
Detik-detik kedatangan dan kepergian yang menyatu. Detik-detik akal seorang Mukmin menyikapinya dengan bingung: apakah harus didoakan dapat keberkahan atau disedihkan… Apakah diberi ucapan selamat atau belasungkawa…Apakah harus menangisinya atau berbahagia.. Kesedihan atau kebahagiaan dan pelukan…
Bagaimana kondisi detik-detik tersebut? Tuhan Pemilik Kemuliaan tertawa kepadanya! Betapa mulia dan berwibawanya situasi dan kondisi itu… Masih adakah yang lain setelah itu, wahai syahid?
Seorang yang tepercaya bercerita: Kami diberitahu oleh seorang komandan jihad, “Kami bersama beberapa ikhwan berada di medan tempur. Lalu, tiba-tiba seorang ikhwan berteriak kepada kami, “Surga! Lihatlah, itu surga!” Ia menunjukkan tangannya ke depan, dan tidak berselang lama peluru meleset dan mengenai kepalanya, lalu ia pun tersungkur mati. Semoga Allah merahmatinya!”
“Sesungguhnya orang yang mati syahid itu memiliki beberapa tanda..(Di antaranya adalah) Ia melihat tempat tinggalnya di surga..” (HR Tirmidzi, Shahih).
Allah tersenyum kepadanya dan memperlihatkan surga kepadanya! Alangkah besar karunia itu! Adakah harapan yang lebih besar dari itu wahai syahid?
Banyak pahlawan meninggalkan medan perang karena menyangka peluru yang bersarang di badan itu mengakibatkan penderitaan. Tetapi, orang mukmin maju terus karena ia tahu keadaan yang sebenarnya. “Tidaklah orang yang mati syahid itu merasakan sakit saat terbunuh melainkan seperti salah seorang dari kalian merasakan cubitan.” (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Nasa’i dengan sanad yang baik).
Allah tersenyum kepadanya dan menunjukkan tempatnya di surga dan ia pun tidak mengeluh saat mati! Betapa mulianya engkau di mata Allah..Lalu, apa lagi setelah itu wahai syahid?
Orang mukmin itu takut berbuat dosa dan berharap taubat sebelum mati. Rasulullah bersabda, “Dan orang mukmin yang membersihkan dirinya dari berbagai dosa dan kesalahan, ia berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya hingga ketika ia berhadapan dengan musuh, maka ia bertempur hingga terbunuh. Itulah kain seka yang menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya. Sesungguhnya pedang adalah penghapus dosa.” (al-Musnad dan Shahih Ibni Hibban).
Apakah Anda takut dosa? “Sesungguhnya orang yang syahid itu memiliki keistimewaan di sisi Allah: dosanya diampuni sejak tetasan darahnya yang pertama.” (HR Ahmad, shahih menurut Tirmidzi).
“Allah tertawa kepadanya, memperlihatkan tempatnya di surga, ia pun tidak mengaduh pada detik-detik kematian, dan dosa-dosanya dihapus, kecuali hutang.” (Shahih Muslim)
Betapa agungnya mati syahid di jalan Allah. Apakah engkau puas, wahai syahid?
Manusia di dalam kubur menghadapi ujian, sementara teman kita (syahid) bergembira ria di dalamnya. Imam Nasa’i dan perawi lain menceritakan seseorang yang bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa orang-orang mukmin menghadapi ujian kecuali syahid?” Nabi saw pun menjawab, “Kilau pedang di atas kepalanya itu sudah cukup menjadi fitnah (ujian) baginya.”
Allah tertawa kepadanya sambil memperlihatkan tempatnya di surga sebelum merasakan kematian. Ia sedikitpun tidak merasakan sakitnya kematian… Dosa-dosanya dihapus sejak tetesan darahnya yang pertama. Ia terjaga dari siksa kubur…
Semua ini terjadi dalam waktu yang singkat di mana semua orang takut menghadapinya. Itulah detik-detik ujian… Waktu yang amat singkat yang dilalui orang mukmin yang tangguh saat ia melihat darahnya lalu sekejap sesudahnya ia melihat hasil jerih payahnya.
Belum kering tanah dari darah syahid, hingga kedua istrinya (bidadari) menjemputnya. Keduanya bak burung yang mengepakkan sayapnya. Keduanya lalu mendarat ke tanah. Dan di tangan masing-masing bidadari itu ada perhiasan yang lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Ahmad)
Tidakkah dua bidadari cukup bagimu wahai sang syahid? Apakah engkau mengharapkan kemuliaan yang lebih besar? Demi Allah, engkau mendapat apa yang kauinginkan. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Ayahku dibawa kepadaaa Rasulullah saw sedangkan tubuhnya sudah terpotong-potong. Lalu diletakan di hadapan Rasul saw. Aku bermaksud membuka penutup wajahnya, lalu kaumku melarangku. Lalu terdengarlah suara wanita yang berteriak. Dia adalah putri ‘Amr—konon saudari ‘Amr. Rasulpun bersabda: “Mengapa kamu menangis—atau: janganlah kamu menangis! Karena para malaikat senantiasa menaunginya dengan sayap-sayapnya!” (HR Bukhari)
Alangkah agungnya seorang yang syahid… Di akhirat ia memperoleh kebesaran luar biasa. Dia tidak meninggalkan dunia ini kecuali dengan barisan yang mulia. Manusia menangis, sedangkan syahid tetawa… Orang-orang ketakutan, sementara syahid di surga hidup nikmat. Delegasinya mulia dan uruannya amat besar. Dia hadir ke dunia sebagaimana manusia lainnya.. Sedangkan keluarnya dari dunia ini membuat nafas ini terhenti.. Ah.. Alangkah indahnya mati syahid… Siapa yang meraihnya berarti ia meraih surge dan siapa yang lari darinya maka pasti ia mengalami kekurangan… Kita berlindung pada Allah dari kerugian…..
Semua manusia mati, tetapi syahid tidak mati..Semua manusia menangis, tetapi syahid tersenyum… Ia mendekap kematian dengan dada yang dipenuhi pancaran iman dan mengobarkan kerinduan akan pertemuan dengan bidadari-bidadari nan cantik bak permata yaqut dan marjan.
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ﴿١٦٩﴾فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠﴾يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ ﴿١٧١﴾الَّذِينَ اسْتَجَابُواْ لِلّهِ وَالرَّسُولِ مِن بَعْدِ مَآ أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُواْ مِنْهُمْ وَاتَّقَواْ أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿١٧٢﴾الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ ﴿١٧٣﴾
“Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka mendapar kabar gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
"Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang menyambut perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (Ali Imran: 169-173) (eramuslim.com)
Kafilah Syuhada, Karya Terakhir Para Mujahidin
BARU-baru ini gerai-gerai penjualan buku di Indonesia kembali diramaikan dengan hadirnya buku karya tiga terpidana mati Bom Bali I. ketiganya menulis masing-masing satu judul buku berbeda dengan tema yang berbeda pula. Amrozy menulis buku berjudul “Senyum Terakhir sang Mujahid” yang bertemakan tentang sejarah hidupnya dari kecil hingga dipenjara oleh pemerintah “thaguut” (demikian mereka menyebut pemerintah sekarang). Kemudian Imam Samudera menulis buku berjudul ”Sekuntum Rosela Pelipur Lara” yang bertemakan tentang pemikirannya terhadap konsep jihad. Sedangkan kakak Amrozy, Mukhlas menulis buku berjudul “Mimpi Suci di Balik Jeruji Besi”, berbeda dengan kedua buku sebelumnya, buku ini lebih bertemakan tentang penjelasan seputr makna di balik mimpi seseorang. Ketiga buku ini diterbitkan secara bersamaan oleh penerbit Ar-Rahmah dan diberi nama “Seri Kafilah Syuhada”.
Senyum Terakhir sang Mujahid (Amrozi bin Nurhasyim)
Buku ini lebih mirip dikatakan sebagai otobiografi dari sang Amrozy. Dalam buku ini Amrozy menceritakan kisah-kisah hidupnya secara ringkas mulai dari masa sekolah, remaja, hingga merantau ke Malaysia demi mengikuti pendidikan di salahsatu Ma`had (pesantren) di sana di bawah asuhan kakanya Mukhlas bin Nurhasyim. Dalam buku ini Amrozy juga berusaha kembali masa lalunya di desa kelahirannya, Tenggulun meskipun hanya secara ringkas. Dimulai dari cerita masa-masa sekolahnya, hingga ia tertangkap oleh Polisi.
Di buku ini Amrozy juga menceritakan kembali pengalamannya ketika ia bersama temannya membongkar sebuah kuburan yang dianggap keramat oleh orang-orang desanya. Dan di akhir bukunya, Amrozy menyempatkan diri untuk menceritakan tentang mimpi-mimpi yang pernah dia alami selama berada di penjara. Termasuk mimpinya bertemu dengan Rasulullah SAW. Wallahu A`lam.
Jadi, pembaca akan dibawa menuju ke kehidupan seorang Amrozy, selain itu pembaca juga akan disuuhi oleh cerita-cerita menarik seputar kehidupan sang Mujahid. Dan yang tak kalah menariknya adalah, cerita singkat tentang konsep mereka dalam menjalankan operasi pengeboman yang telah menewaskan lebih dari 200 orang tersebut.
Sekuntum Rosela Pelipur Lara (Imam Samudera)
Berbeda dengan buku “Senyum Terakhir sang Mujahid” milik Amrozy, Buku karangan Imam Samudera ini lebih mengedepankan konsep jihad menurut mereka, dan dapat dikatakan pula buku ini juga merupakan sebagai bantahan atas anggapan orang-orang yang menganggap “jihad” mereka sebagai sebuah kesalahan bahkan dosa. Dan juga sebagai bantahan atas buku MEREKA ADALAH TERORIS yang juga merupakan bantahan atas buku Imam Samudera sebelumnya yang berjudul AKU MELAWAN TERORIS.
Dalam buku ini Imam Samudera berani menentang habis-habisan orang-orang yang tidak mengakui perjuangan mereka serta tidak sepaham terhadap mereka (Amrozy cs) yang menganggap pemerintahan saat ini merupakan pemerintahan thaghut, Imam mengemukakan hal tersebut secara lugas dan diperkuat dengan dalil-dalil dari Al-Qur`an, Hadits Nabi, bahkan imam juga mengemukakan pendapat para Ulama salafi.
Jadi, membaca buku ini akan semakin menambah wawasan kita tentang pemikiran Imam Samudera cs tentang konsep jihad dan sebagai bahan renungan kita di kemudian hari. Wallahu A`lam.
Mimpi Suci di Balik Jeruji Besi (Mukhlas bin Nurhasyim)
Dalam buku ini, Mukhlas justru lebih sepertinya ingin memberikan pemahaman kepada pembacanya tentang arti sebuah mimpi dan bermacam-macam jenis mimpi, dan dia juga menceritakan tentang arti dari mimpi-mimpinya, karena Mukhlas dikenal sebagai orang yang ahli dalam mentakwil (mengartikan) mimpi. Contohnya, ia menceritakan tentang bagamimana ia mendapatkan arti mimpinya ketika ia melihat istrinya sesuai dengan yang dimimpikan olehnya beberapa tahun sebelumnya.
Jadi, membaca buku ini akan semakin menambah wawasan kita seputar makna dan hikmah di balik sebuah mimpi. Agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Wallahu A`lam.
Tiga buku Best seller ini menjadi semakin menarik dengan hadirnya kata pengantar dari ustadz Abu Djibril, Abu Bakar Ba`asyir, serta dari istri-istri para penulis. Dan tak ketinggalan, yang paling menarik adalah ditampilkannya foto-foto jenazah dari ketiga orang tersebut, sebuah hal yang justru menjadikan buku ini semakin kontroversial.yang sebelumnya telah membuat seorang Sidney Jones “sewot”.
Di buku ini Amrozy juga menceritakan kembali pengalamannya ketika ia bersama temannya membongkar sebuah kuburan yang dianggap keramat oleh orang-orang desanya. Dan di akhir bukunya, Amrozy menyempatkan diri untuk menceritakan tentang mimpi-mimpi yang pernah dia alami selama berada di penjara. Termasuk mimpinya bertemu dengan Rasulullah SAW. Wallahu A`lam.
Jadi, pembaca akan dibawa menuju ke kehidupan seorang Amrozy, selain itu pembaca juga akan disuuhi oleh cerita-cerita menarik seputar kehidupan sang Mujahid. Dan yang tak kalah menariknya adalah, cerita singkat tentang konsep mereka dalam menjalankan operasi pengeboman yang telah menewaskan lebih dari 200 orang tersebut.
Sekuntum Rosela Pelipur Lara (Imam Samudera)
Berbeda dengan buku “Senyum Terakhir sang Mujahid” milik Amrozy, Buku karangan Imam Samudera ini lebih mengedepankan konsep jihad menurut mereka, dan dapat dikatakan pula buku ini juga merupakan sebagai bantahan atas anggapan orang-orang yang menganggap “jihad” mereka sebagai sebuah kesalahan bahkan dosa. Dan juga sebagai bantahan atas buku MEREKA ADALAH TERORIS yang juga merupakan bantahan atas buku Imam Samudera sebelumnya yang berjudul AKU MELAWAN TERORIS.
Dalam buku ini Imam Samudera berani menentang habis-habisan orang-orang yang tidak mengakui perjuangan mereka serta tidak sepaham terhadap mereka (Amrozy cs) yang menganggap pemerintahan saat ini merupakan pemerintahan thaghut, Imam mengemukakan hal tersebut secara lugas dan diperkuat dengan dalil-dalil dari Al-Qur`an, Hadits Nabi, bahkan imam juga mengemukakan pendapat para Ulama salafi.
Jadi, membaca buku ini akan semakin menambah wawasan kita tentang pemikiran Imam Samudera cs tentang konsep jihad dan sebagai bahan renungan kita di kemudian hari. Wallahu A`lam.
Mimpi Suci di Balik Jeruji Besi (Mukhlas bin Nurhasyim)
Dalam buku ini, Mukhlas justru lebih sepertinya ingin memberikan pemahaman kepada pembacanya tentang arti sebuah mimpi dan bermacam-macam jenis mimpi, dan dia juga menceritakan tentang arti dari mimpi-mimpinya, karena Mukhlas dikenal sebagai orang yang ahli dalam mentakwil (mengartikan) mimpi. Contohnya, ia menceritakan tentang bagamimana ia mendapatkan arti mimpinya ketika ia melihat istrinya sesuai dengan yang dimimpikan olehnya beberapa tahun sebelumnya.
Jadi, membaca buku ini akan semakin menambah wawasan kita seputar makna dan hikmah di balik sebuah mimpi. Agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Wallahu A`lam.
Tiga buku Best seller ini menjadi semakin menarik dengan hadirnya kata pengantar dari ustadz Abu Djibril, Abu Bakar Ba`asyir, serta dari istri-istri para penulis. Dan tak ketinggalan, yang paling menarik adalah ditampilkannya foto-foto jenazah dari ketiga orang tersebut, sebuah hal yang justru menjadikan buku ini semakin kontroversial.yang sebelumnya telah membuat seorang Sidney Jones “sewot”.
Langganan:
Postingan (Atom)