Jumat, 05 November 2010

Muhammadiyah Idul Adha 16 November 2010

JAKARTA - Pimpinan Pusat [PP) Muhammadiyah memastikan perayaan Idul Adha 1431 H jatuh pada 16 November 2010. Menurut Ketua PP Muhammadiyah, Abdul Fattah Wibisono, pada 6 November malam, hilal atau bulan baru I Dzulhijah sudah berada di atas ufuk satu derajat lebih. "Menurut Muhammadiyah, hilal tersebut sudah dihukumi jvujud (muncul)," kata Fattah ke- , pada Republika, Selasa (26/10). Dalam tradisi itsbat hilal, terdapat kriteria utama yang dijadikan ketentuan untuk menetapkan hilal dianggap wujud, yaitu terjadinya konjungsi atau ijtimak.
Konjungsi berlangsung saat matahari terbenam. Saat itu, hilal berada di atas ufuk tanpa ada persyaratan berapa derajat posisinya. Berdasarkan kriteria ini, ujar dia, pada 6 November, hilal 1 Dzulhijah dinyatakan wujud. Kepastian perayaan Idul Adha ini sudah tertuang dalam maklumat internal yang dikeluarkan PP pada Juli 2010.
Maklumat itu mencakup penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Fattah menjelaskan, maklumat hanya sebatas pada warga Muhammadiyah. Namun, tak menutup kemungkinan diikuti oleh kalangan lainnya. "Muhammadiyah tak akan mengubah keputusan yang telah dikeluarkan dan tertuang dalam maklumat."
Dengan alasan itu, Muhammadiyah berharap semua pihak saling menghormati ijtihad yang dilakukannya jika memang nantinya berbeda dengan keputusan pemerintah. Menurut kalender nasional, Idul Adha jatuh pada 17 November. Pemerintah berencana menggelar sidang itsbat penentuan Idul Adha pada 6 November nanti.
Fattah menuturkan, Muhammadiyah tidak pernah keberatan dengan ketentuan pemerintah. Sebaliknya, Muhammadiyah meminta pemerintah toleran dan legowo dengan keputusan Muhammadiyah.
Di sisi lain, Muhammadiyah terbuka membahas kriteria wujudnya hilal yang selama ini dinilai sebagai akar perbedaan
Walaupun proses penyatuan diakuinya memerlukan waktu yang panjang, perbedaan sebenarnya sudah terjadi sejak msa lalu. Ada tiga metode itsbat yang berbeda, yaitu imkan rukyat yang diajukan oleh Asnawi dan Al-Qal-yubi, rukyat bilfili oleh Ibnu Hajar, dan hisab oleh Syarmawi. "Sambil menunggu kesepakatan, mari saling toleran." (republika)

Minggu, 18 Juli 2010

Gonjang-Ganjing Ramadhan Di Sekolah-Sekolah Inggris

Ramadan kira-kira datang satu bulan lagi, tapi di Inggris, kontroversi sudah menggelinding. Beberapa sekolah dilaporkan berencana akan menunda ujian dan mata pelajaran selama bulan suci itu. Anggota dewan di beberapa wilayah dituduh melindungi kelompok minoritas karena isyu ini.
Pekan lalu, Daily Express melaporkan bagaimana para pimpinan anggota Dewan memerintahkan jendela kolam renang di Walsall, West Midlands, diliburkan dulu untuk sementara waktu. Yang terbaru, Stoke-on-Trent City Council, juga mengatakan bahwa siswa Muslim diperbolehkan untuk membawa jatah makan siang gratis mereka ke rumah.
Guru-guru juga diberitahu bahwa anak-anak yang berpuasa harus "menghindari kegiatan yang berlebihan" selama pelajaran, karena dapat mengalami dehidrasi. Dan lebih banyak ruang harus diberikan untuk melakukan ibadah salat di sekolah.
Namun kritik kemudian mengatakan bahwa anak-anak dari agama lain bisa akan terganggu sehubungan dengan peraturan yang diberlakukan ke sekitar 89 sekolah dasar dan menengah ini.
Nick Seaton, ketua Campaign for Real Education, berkata: "Ini adalah perlindungan konyol terhadap kaum minoritas." John Midgley, pendiri Campaign Agaisnt Political Correctness, mengatakan bahwa kebijakan itu adalah sampah birokrasi yang menghabiskan waktu saja .
Seorang juru bicara dewan kemarin menekankan bahwa kebijakan ini akan diserahkan kepala sekolah masing-masing apakah akan menerapkannya atau tidak. (sa/express.co.uk)

As-Shabab Mempengaruhi Konstalasi Politik Afrika?


As-Shabab menjadi fenomena baru di gugusan negara Afrika. Kelompok yang mendapatkan julukan dari pemerintahan Barat, sebagai kelompok 'militan', tidak salah kalau itu dikaitkan dengan sebuah tekad dari kelompok itu, yang ingin membebaskan negara dari pengaruh asing, termasuk AS di negeri itu.
Ketika saat orang-orang kaya dan orang-orang asing berdesakan di sebuah tempat, yang sudah biasa menjadi tempat mereka mangkal, mereka sedang menikmati final piala dunia, tiba-tiba terjadi ledakan yang dahsyat. Tak ayal, lebih dari 74 orang tewas, dan puluhan lainnya luka-luka. Mungkin jumlah mereka akan terus bertambah. Darah berceceran di ibukota Uganda Kampala. Akibat ledakan bom yang dahsyat.
Ini menandai sikap As-Shabab yang menolak Uganda ikut campur dalam masalah Somalia. Di mana Uganda yang sekarang ini menjadi Presiden Uni Afrika, dan menempatkan pasukan perdamaian, dan berperang dengan pasukan As-Shabab. Kelompok As-Shabab yang dipimpin Ali Mukthar Robow atau Abu Mansur, benar-benar merupakan kekuatan gerilyawan yang tangguh. Pemerintahan Somalia yang dipimpin Presiden Sharif Ahmed, tak berkutik, dan hanya mengontrol sedikit wilayah di Somalia. Bahkan, ibukota Somalia, Mogadishu, itupun berada di bawah pengaruh dan kontrol As-Shabab.
Ali Mukthar Robow menuntut agar segera pasukan perdamaian Uni Afrika itu segera hengkang dari Mogadishu. Sebelumnya, pasukan Ethiopia yang ditempatkan oleh PBB, tak mampu lagi bertahan, dan hengkang dari Mogadishu. As-Shabab merupakan kekuatan pejuang yang tangguh dan mempunyai senjata yang sangat canggih, dan mendapatkan dukungan dari berbagai kekuatan perjuangan dari berbagai negara.
Bahkan, banyak anak-anak muda Somalia, yang berasal dari berbagai negara, termasuk Eropa, Amerika Serikat, dan sejumlah negara Arab, dan mereka bergabung dan ikut bersama-sama dengan kelompok As-Shabab. Inilah perkembangan baru yang terjadi di Tanduk Afrika. Presiden Jimmy Carter pernah mengirimkan pasukan ke Somalia, saat negeri itu dilanda perang saudara, tetapi pasukan AS itu gagal menguasai Mugadishu, dan bahkan pasukan AS yang tewas mayatnya diseret-seret di jalan-jalan Mogadishu, yang menyebabkan pemerintah AS segera membawa pulang pasukan mereka dari Mogadihsu.
Perlawanan yang sangat keras dari para pejuang yang tergabung As-Shabab terhadap hegemoni Barat, termsuk terhadap kaki tangannya, ini akan mempunyai pengaruh secara luas, khususnya dalam menghadapi hegemoni Barat di kawasan Afrika.
Kelompok As-Shabab telah merekrut ribuan pemuda dari berbagai wilayah dan daerah di seluruh Somalia, yang siap bertempur melawan hegemoni Barat dan pemerintahan dibawah Sharif Ahmed, yang didukung PBB, dan pasukan Uni Afrika.
Sejumlah pemimpin Afrika yang pro Barat, was-was menghadapi situasi dan perkembangan di Somalia, dan mereka mengkawatirkan Somalia akan jatuh ke tangan kelompok As-Shabab, dan ini akan menjadi faktor perubahan yang luas di Afrika, khususnya pengaruh gerakan Islam di kawasan itu.
Tentu, yang lebih penting lagi, kelompok As-Shabab menampik demokrasi, yang selama ini banyak diagung-agungkan oleh Barat dan para pendukungnya. (eramuslim.com)

PP Muhammadiyah Tetapkan Puasa Ramadan Jatuh pada 11 Agustus

Jakarta - Pengurus Pusat Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan pada Rabu, 11 Agustus 2010. PP Muhammadiyah juga telah menetapkan 1 Syawal atau Idul Fitri pada Jumat, 10 September 2010.
Seperti dikatakan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam rilis yang diterima detikcom, Minggu (18/7/2010), ijtimak (bulan sabit pertama kali setelah bulan baru) menjelang Ramadan 1431 H terjadi pada Selasa 10 Agustus 2010 pukul 10.09 WIB. Tinggi hilal (Bulan) pada saat Matahari terbenam di Jogjakarta dan di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk.
"Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan bahwa 1 Ramadhan 1431 H jatuh pada hari Rabu, 11 Agustus 2010 M," kata Din.
Selain itu PP Muhammadiyah sudah menentukan 1 Syawal jatuh pada Jumat 10 September 2010. Itu berdasarkan ijtimak menjelang Syawal 1431 H yang terjadi pada hari Rabu, 08 September 2010 M pukul 17.31 WIB, dan tinggi hilal pada saat itu masih di bawah ufuk.
"Warga Muhammadiyah dan umat Islam dan segenap bangsa, khususnya terkait dengan Ramadan yang bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-65, diharapkan dapat memaknai Ramadan dan peringatan kemerdekaan RI dengan pendekatan dan aksi-aksi sosial yang hidup," pesan Din.
Ramadan dan peringatan kemerdekaan bangsa, imbuh Din, harus dekat dengan manusia dan kemanusiaan, terutama yang selama ini tertindas dan terkungkung oleh sejarah.
"Karena agama dan negara hadir untuk membebaskan manusia sebagai manusia seutuhnya dari belenggu-belenggu kehidupan. Inilah makna kemerdekaan sejati dan makna dari dimensi horizontal dan vertikal manusia beragama," pesan Din.(detik.com)

Kamis, 13 Mei 2010

Sekolah Swasta Kok Lebih Murah

SETIAP memasuki tahun ajaran baru, selalu menyeruak masalah tentang tingginya biaya Pendaftaran Siswa Baru (PSB). Hal tersebut, menurut aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Imamul Abrar, sudah merupakan fenomena umum.
“Sekaligus menjadi bukti, ketidakampuan pemerintah merealisasikan janjinya, akan menerapkan pendidikan gratis. Tingginya PSB, juga memberikan bukti kepada kita, bahwa pendidikan masih menjadi milik orang berduit dan menjadi diskriminasi bagi orang miskin,”kata Imamul yang secara khusus mengirimkan komentarnya ke redaksi Radar Sulteng via Email Kamis kemarin (13/5).
Tak heran, sambung alumni Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Palu, yang kini menuntut ilmu di jurusan Tafsir Hadits, Universitas Negeri Islam (UIN) Makassar ini, jika di Indonesia, masih banyak rakyatnya yang masih terkebelakang dan putus sekolah. Sebab katanya, orientasi pendidikan saat ini, seakan-akan sudah menjadi lembaga profit.
Memang diakui, bahwa untuk mencapai pendidikan yang bermutu, butuh cost atau biaya, namun kata Imamul, di sinilah dibutuhkan intervensi negara atau pemerintah. Katanya, jika sebuah lembaga pendidikan milik negara saja, sudah menjadi lembaga kapitalis, lalu bagaimana dengan lembaga pendidikan swasta yang tidak rutin mendapatkan subsidi dari pemerintah. Baik untuk gaji gurunya, maupun biaya operasional.
“Tetapi saya juga heran, justru sekolah swasta yang sekarang lebih murah ketimbang sekolah negeri. Padahal di negeri apa yang kurang, guru digaji negara, beli mobiler pakai uang negara, sampai beli kue juga ambil uang negara. Mungkin yang kurang nafsunya,”katanya.
Khusus untuk sekolah yang telah mendapatkan lisensi dan pengakuan “bakal” jadi sekolah bertaraf internasional, menurut Imamul, bukan berarti mendapatkan legalitas untuk melakukan pungutan semaunya. Olehnya, menurut pemilik blog http://youngimam.blogspot.com ini, perlu campur tangan pemerintah, dalam menertibkan sekolah-sekolah yang mulai pasang harga saat memasuki PSB.
“Saya dengar, SMP Al-Azhar saja, yang merupakan SMP swasta yang juga sudah mengantongi status RSBI, pendaftarannya tidak sampai mencekik leher orangtua. Bahkan ada keringanan, bisa dicicil. Pemerintah baik legislatif, maupun eksekutif sudah saatnya turun tangan. Buat regulasi yang mengatur soal plafon PSB. Sesuaikan dengan tingkat pendapatan perkapita masyarakat, atau buatlah aturan PSB disesuaikan dengan tingkat Upah Minimum Regional,”katanya.
Tingginya biaya pendidikan yang dipatok oleh sebuah lembaga pendidikan, ternyata dalam penilaian aktivis IPM tingkat paripurna, karena telah mengikuti Taruna Melati Utama dan Pelatihan Fasilitator tingkat madya ini, ternyata tidak berkorelasi dengan mutu lulusan. Buktinya, di sekolah swasta yang minim fasilitas pendidikan, diajar dengan guru honorer yang gajinya jauh lebih sedikit dibandingkan guru PNS dan tanpa tunjangan apa-apa, tingkat kelulusannya persentasenya jauh lebih baik dibandingkan sekolah “elite”.
“Bahkan pada pelulusan baru-baru ini, justru siswa dari SMAN 7 yang berada di Kelurahan Pantoloan yang raih nilai tertinggi. Bukan di sekolah yang ber-AC, lengkap fasilitas multimedianya serta diajar oleh guru yang berkualifikasi S2,”pungkasnya.(radar sulteng)

Selasa, 26 Januari 2010

Berdiskusi dengan Batin Soal Kematian

SEPULANG dari kantor pukul 22.00 (maklum kerja di penerbitan sehingga harus pulang malam), langsung tancap gas ke peraduan. Ingin cepat tidur, agar cepat bangun salat dan cukup istirahat untuk bisa jogging sepulang dari masjid.
Di tengah upaya mencari kantuk, saksama aku memandang tiga wajah yang sangat aku sayangi. My Heart, serta dua Jundullah-ku. Di saat kepala telah menyatu dengan bantal, tiba-tiba terngiang kembali pertanyaan si sulung yang bertanya tentang kematian.
“Abi kalau orang mati itu ditanam?” “Abi kalau orang mati itu tidak bisa lagi makan?”
Pertanyaan yang cukup sederhana dan karena yang bertanya anak umur tiga tahunan, maka aku menjawab sekenanya saja. “Kalau orang mati itu memang ditanam.” “Orang mati itu tidak bisa lagi makan karena sudah ditanam.”. Syukurlah jawaban yang kuberikan tadi, hanya disambut dengan kalimat “Ooooooooh.” Setelah itu, tak ada lagi komentar balik dari si sulungku tadi.
Dalam keremangan malam dan senyapnya suasana (rumahku berada jauh dari kawasan jalan raya, jadi pukul 22.00 sudah sepi), aku teringat dengan peristiwa yang pasti kita semua akan mengalaminya. MATI.
Apa yang terjadi setelah mati? Apa yang akan berlaku bagi diri kita setelah mati? Bagaimana masa depan kita setelah mati? Semua masih menjadi misteri.
Dengan desahan napas panjang, ku coba menggeliat di hamparan kasur tipis yang kujadikan alas tidur. Tiba-tiba batin tersentak. Sebuah tanya terucap, akankah saat di kuburan nanti, aku masih sempat menggeliat, mengingat tempat tidurku nanti di liang lahat hanya selebar dan sepanjang tubuhku.
Tak sengaja, kaki kananku terkena genangan air yang berasal dari tumpahan sisa minum si kecil yang juga selalu ingin ikut kebiasan kakaknya yang kadang minta minum saat akan tidur. Secara refleks, aku menarik kaki yang terkena air tersebut. Tiba-tiba kembali terbesit pertanyaan. Apakah nanti ketika sudah di kubur, aku masih memiliki kuasa untuk menghindar dari genangan air yang bakal membanjiri liang lahatku.
Belum lagi teringat dengan hardikan dan pertanyaan dari sepasang Malaikat Allah, Munkar dan Nakir alaihissalam. Mampukah diriku menjawab deretan panjang pertanyaan yang mereka berikan, sejak mulai dari hilangnya hentakan kaki para pengantar di kuburan? Mampukah aku menjawab mempertanggungjawabkan semua amalanku? Akankah aku terlepas dari siksa kubur?
Anas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ketika seseorang selesai dikuburkan setelah kematiannya dan keluarga serta teman-temannya telah meninggalkan kuburnya, ia bisa mendengar suara langkah-langkah kaki yang pergi meninggalkannya. Dua malaikat mendatangi si mayit di dalam kuburnya. Kedua malaikat itu membuatnya terduduk dan menanyainya dengan pertanyaan berikut ini:
Apakah yang engkau ketahui perihal Muhammad (SAW)?” Orang yang sungguh-sunguh beriman menjawab, “Saya bersaksi bahwa beliau adalah hamba Allah SWT yang taat dan Rasul (utusan)-Nya yang benar.” Para malaikat itu kemudian berkata, “Jika kamu tidak beriman, tempatmu pastilah di dalam neraka. Sekarang, lihatlah olehmu neraka itu. Dan Allah SWT telah menggantinya dengan surga firdaus dan lihatlah juga olehmu surga itu sekarang.”
Orang-orang munafik dan orang-orang kafir pun akan diberi pertanyaan yang sama, “Apakah yang kamu ketahui tentang Muhammad SAW?” Mereka menjawab, “Tidak ada satupun yang aku ketahui, dulu aku hanya mengatakan apa yang dikatakan orang-orang.” Para malaikat akan mengatakan kepadanya, “Tidakkah kamu pernah mencoba untuk mengenalnya atau pernahkah kamu ikuti orang-orang yang beriman?” Dan para malaikatpun memukulnya dengan batang besi panas. Orang kafir itupun menangis kesakitan dengan sekencang-kencangnya, semua yang berada di alam raya, kecuali jin dan manusia, akan mendengar ratap-tangisnya. (Bukhari dan Muslim)
Tiba-tiba aku merinding, karena mengingat sebuah hadist dari Asma bin Abu Bakar RA meriwayatkan, bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad SAW menasehati umat dan menjelaskan perihal siksa kubur. Ketika beliau menjelaskan hal ini, semua orang beriman mulai menangis dengan kerasnya, sehingga terciptalah suasana seperti berbaurnya beraneka-ragam ratap-tangis. (Bukhari).
Manusia seperti sahabat yang telah mendapat jaminan bakal terlepas dari siksa neraka, ternyata masih mengucurkan air mata, jika diingatkan tentang kematian. Bagaimana dengan diriku, yang seperti masih terlalu sombong jika menganggap diri seperti sebutir pasir di padang pasir, ketika membandingkan antara kualitas kepercayaanku (malu aku menganggapnya sebagai iman), dengan kadar keimanan para sahabat yang telah teruji baik dalam keadaan senang maupun susah.
Dalam keadaan sayup-sayup, tiba-tiba kecupan hangat di keningku mengagetkanku yang ternyata dari Ummu kedua Jundullahku. “Bangun sayang, sudah hampir subuh. Tidak salat malam?”
Kulihat dia telah lengkap dengan mukenanya, serba putih. Ini kembali mengingatkanku, bahwa seperti itulah kelak kita di ujung kehidupan fana ini. Glamornya pakaian yang kita kenakan suatu saat akan diganti dengan selembar kafan yang tak lebih dari beberapa meter. Wewangin super mahal nan trendi yang selalu menempel di pakaian kita, suatu saat pasti akan terganti dengan wangian kapur barus.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Ali-Imran 185)

25 Januari 2010
Palu Kota Teluk

Senin, 25 Januari 2010

Fitnah Medis Modern

Nabi Muhammad saw lebih mengkhawatirkan rangkaian fitnah sebelum munculnya fitnah Dajjal yang terjadi di tengah ummat Islam. Nabi sampai menyatakan bahwa barangsiapa dapat menyelamatkan diri dari segenap rangkaian fitnah tersebut berarti ia sangat potensial untuk dapat selamat dari fitnah yang paling dahsyat sepanjang zaman, yaitu fitnah Dajjal.
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.”(HR Ahmad V/389)
Sebelum Dajjal muncul untuk menebar fitnah dan kekacauan ke seluruh dunia, maka dunia sudah sangat heboh dengan hadirnya aneka fitnah di segenap lini kehidupan seolah menyambut kedatangan puncak fitnah, yaitu Dajjal. Nabi menjamin tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Artinya, barangsiapa sebelum kedatangan Dajjal sudah cukup sensitif dan cukup cerdas untuk membentengi diri dan keluarganya dari berbagai fenomena kehidupan modern yang pada umumnya sudah mengalami kontaminasi nilai, maka sangat besar kemungkinan iapun bakal selamat dari puncak fitnah, yaitu Dajjal. Dan tentu sebaliknya pun bakal terjadi, yaitu barangsiapa yang terjebak oleh satu apalagi lebih rangkaian fitnah sebelum keluarnya Dajjal, berarti ia telah menyebabkan diri dan keluarganya terperangkap ke dalam puncak fitnah yaitu Dajjal.
Rangkaian fitnah sebelum munculnya Dajjal meliputi segenap aspek kehidupan manusia. Ia mencakup fitnah ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hiburan, informasi, medis, militer, pendidikan, hukum, pertahanan-keamanan. Potensi seseorang terjebak kepada salah-satu fitnah sebelum Dajjal sangat menentukan seberapa jauh -pada gilirannya- ia bakal selamat atau malah ikut terjerat ke dalam fitnah Dajjal. Jeratan rangkaian fitnah akan mengincar setiap orang sesuai kecenderungan dirinya. Ada yang terjerat oleh fitnah ideologi, ada yang terjerat oleh fitnah politik, ada yang terjerat oleh fitnah hiburan atau informasi.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengangkat soal jeratan fitnah medis modern. Ahmad Thomson menulis dalam kitabnya Sistem Dajjal bahwa aspek medis modern termasuk salah satu pilar yang menopang beroperasinya Sistem Dajjal. Coba perhatikan cuplikan tulisan beliau di bawah ini:
”Selama lima puluh tahun terakhir, sistem rumah sakit kafir termasuk salah satu bagian yang penting dalam proses produsen-konsumen. Sistem ini didirikan untuk menjaga kesehatan masyarakat agar selalu siap bekerja. Padahal justru akibat cara hidup masyarakat yang wajib berpijak pada tata-cara proses produsen-konsumen, maka muncul berbagai penyakit. Sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, menciptakan penyakit-penyakitnya sendiri, dengan demikian menciptakan kerja bagi mereka yang bekerja di sistem rumah sakit.
Sistem rumah sakit dijalankan bak sebuah bisnis. Semua orang diupah untuk pekerjaannya. Banyak sekali orang yang menggantungkan kelangsungan hidupnya pada sakitnya orang lain – dan dengan cara hidup yang mau tak mau muncul dan berkembang akibat cara kerja negara produsen-konsumen modern, maka terjaminlah pasokan orang sakit dalam jumlah yang sangat besar, cukup untuk menyibukkan dan melestarikan bisnis sistem rumah sakit, sekaligus menjamin adanya pekerjaan yang langgeng dan menguntungkan bagi begitu banyak bisnis terkait lainnya, yang memasok peralatan dan obat-obatan ke rumah sakit-rumah sakit dan dokter-dokter.”
Jadi, sistem medis modern pada hakikatnya berdiri di atas fondasi faham materialisme. Ia merupakan sebuah bisnis yang beroperasi dengan proses produsen-konsumen. Sistem medis modern sejatinya tidak bermaksud untuk benar-benar menyembuhkan masyarakat dari berbagai penyakit yang mereka derita. Ia mengandalkan obat-obatan kimiawi yang sesungguhnya dibuat dari zat-zat toxic (racun) yang malah menimbulkan berbagai problem baru bila dikonsumsi pasien. Perhatikan lebih lanjut tulisan Ahmad Thomson berikut ini:
”Sebagaimana sistem pabrik dan sistem pendidikan kafir, sistem medis kafir dijalankan bak sebuah bisnis. Sistem medis kafir tak begitu peduli pada penyembuhan dan apa yang bermanfaat atau tidak. Bahkan merupakan sebuah bisnis besar bagi perusahaan-perusahaan farmasi yang memasok obat-obatan dan peralatannya, seraya memelihara beribu-ribu pekerja yang dikaryakan untuk menambal para pasien, agar mereka pun bisa dikaryakan. Kini, kita lebih sering mendengar mahasiswa kedokteran berbicara mengenai gaji-gaji besar yang mereka cita-citakan – apabila telah lulus ujian dan mendapat secarik kertas – dibanding dengan berbicara mengenai cita-cita mereka untuk menyembuhkan banyak manusia, atau berbicara mengenai bagaimana cara mencapai penyembuhan tersebut.”
Padahal jelas Nabi Muhammad bersabda bahwa bagi setiap penyakit ada penawarnya, kecuali penyakit usia lanjut. Dan Nabi melarang untuk berobat dengan zat yang diharamkan Allah.
”Mereka (para sahabat) bertanya, "Ya Rasulullah, apakah kami berobat?" Beliau menjawab, "Ya, wahai hamba-hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula penyembuhannya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)". (HR. Ashabussunnah)
Rasulullah bersabda: ”Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu.” (HR. Al-Baihaqi)
Oleh karena itu kita sangat heran melihat bagaimana para dokter medis modern begitu royal menulis resep berupa antibiotik kelas berat bagi para pasiennya. Namun bilamana anak atau keluarganya sendiri yang sakit sang dokter sedapat mungkin menghindari memberikan antibiotik kepada mereka. Sebab sesungguhnya ia sangat mengerti betapa berbahayanya zat-zat yang terkandung di dalam antibiotik tadi. Sehingga Ahmad Thomson selanjutnya menulis:
”Nabi Muhammad pernah menerima kiriman abat-obatan mahal dari Mesir. Beliau mengembalikannya beserta sebuah pesan yang menyatakan bahwa cara hidup beliau adalah obat dan pengobatan yang terbaik. Begitu sempurnanya keseimbangan hidup beliau, sehingga beliau hanya pernah menderita sakit ketika ada yang berusaha meracuni makanan beliau atau berusaha menyihir beliau. Nabi Muhammad saw bersabda bahwa bila hati baik maka seluruh tubuh akan baik, dan bila hati rusak maka rusak pulalah seluruh tubuh.”
Di samping itu kita juga tahu bahwa bentuk pengobatan cara Nabi ialah mengkonsumsi zat-zat natural dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan (herbal) seperti habbatus-sauda (jintan hitam) atau aneka madu serta hijamah (berbekam). Sangat kontras dengan medis modern yang mengandalkan obat-obatan kimiawi yang banyak mengandung side-effects yang sangat berpotensi merusak ginjal, lever dan pada akhirnya jantung.
Mindset umat manusia sangat diarahkan untuk bergantung kepada sistem medis modern. Sedikit-sedikit pergi ke dokter manakala sakit. Sedikit-sedikit minum obat analgesik begitu pusing atau demam. Pada saat yang bersamaan para pekerja medis modern itu telah di-brain-wash untuk memandang sebelah mata akan Thibbun-Nabawy (sistem pengobatan ala Rasulullah). Para dokter ditanamkan kecurigaan dan kesangsian mereka akan praktek berbekam ala Nabi, misalnya. Kalaulah yang ragu dan sangsi dari kalangan dokter non-muslim kita masih bisa maklumi. Tapi yang jadi masalah disini ialah keraguan yang muncul dari para dokter muslim bahkan sering hadir di pengajian...! Sungguh dahsyat rangkaian fitnah yang merebak sebelum datangnya puncak fitnah, yakni Dajjal.
Ya Allah kami berlindung kepadaMu dari rangkaian fitnah yang merebak sebelum datangnya puncak fitnah, yaitu Dajjal. Ya Allah tunjuki kami jalan-jalan keluar dari setiap fitnah yang datang menggoda hidup kami. Amin ya Rabb. (Dikutip dari eramuslim.com)

Senin, 11 Januari 2010

Polemik (Tahunan) Ummat Islam Seputar Natal

Oleh: Imamul Abrar al-Parigy
TIDAK terasa waktu telah membawa kita kembali pada momen dimana Ummat Islam kembali saling beradu argumen soal kontroversi pengucapan "Selamat Natal" pada ummat Kristiani। khusus di 2009 ini ummat Islam yang sebelumnya bersatu padu dalam suka cita Idul Adha dan tahun Baru 1431 Hijriah, harus kembali terpecah dalam menyikapi "suka cita" ummat Kristiani yang merayakan hari Natal yang didefenisikan sebagai hari lahirnya Sang Kristus, Mesias, Juru Selamat, Anak Allah (Tuhan), serta istilah-istilah lainnya
Ada beberapa golongan Ummat yang merasa bahwa pengucapan "selamat" atas perayaan tersebut merupakan suatu tindakan yang wajar, normal, bahkan dianjurkan demi mempererat persaudaraan antar agama, serta dengan alasan dan pemahaman bahwa Jesus itu sama dengan Isa AS yang oleh ummat Islam merupakan seorang Nabi dan Rasul utusan Allah. Sehingga memperingati Natal berarti memperingati hari lahir Isa AS. Namun tidak sedikit pula beberapa kalangan dari ummat Islam yang sangat melarang dan menentang pendapat golongan pertama tadi dengan alasan kemurnian aqidah yang harus dijaga, serta sebagian lain berpendapat bahwa Jesus bukanlah Isa. Melalui catatan ini, kami ingin "mengambil bagian" dalam polemik tersebut.
Jika ingin membahas seputar masalah ini, setidaknya kita akan melihat beberapa sub bahasan masalah yang terkait erat dengan "Selamat Natal" tersebut. Yaitu dimulakan dari pengertian dan maksud dari Natal itu sendiri, hingga bagaimana sikap panutan Ummat Islam (Muhammad SAW dan para Ulama) terhadap masalah ini.

Apa Sebenarnya Natal Itu?
Untuk pembahasan ini kami akan mencantumkan defenisi Natal menurut sumber yang kami yakini sebagai sumber "Netral".
Natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") adalah hari raya bagi umat Kristen. Dalam hari ini yang jatuh pada 25 Desember, kelahiran Yesus Kristus diperingati. Meski para pakar dewasa ini sepakat bahwa Yesus kemungkinan besar sebenarnya tidak lahir pada hari ini, hari kelahirannya tetap dirayakan pada 25 Desember. Hal ini dibuktikan dengan cerita adanya para gembala yang sedang menggembalakan hewan peliharaan mereka. Pada bulan Desember - Januari, di daerah Timur Tengah, justru mengalami musim dingin, sehingga sangat tidak masuk akal untuk menggembalakan hewan pada waktu-waktu tersebut. (http://id.wikipedia.org/wiki/natal)
Lalu masih dalam site yang sama, juga dijelaskan tentang asal-usul Natal. Sudah bisa dipastikan 25 Desember bukanlah tanggal hari kelahiran Yesus. Pendapat ini diperkuat berdasarkan kenyataan bahwa pada malam tersebut para gembala masih menjaga dombanya di padang rumput. (Lukas 2:8). Pada bulan Desember tidak mungkin para gembala masih bisa menjaga domba-dombanya di padang rumput sebab musim dingin pada saat tersebut telah tiba jadi sudah tidak ada rumput yang tumbuh lagi.Dalam tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan bagi dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desember dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin (winter solstice) yang jatuh pada 25 Desember dalam kalender Julian. Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi sosial utama bagi bangsa Romawi. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama.
Pendapat lain mengatakan bahwa hari Natal ditetapkan jatuh pada 25 Desember pada abad ke IV oleh kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I. 25 Desember tersebut dipilih sebagai Natal karena bertepatan dengan kelahiran Dewa Matahari (Natalis Solis Invicti atau Sol Invictus atau Saturnalia) yang disembah oleh bangsa Romawi. Perayaan Saturnalia sendiri dilakukan oleh orang Romawi kuno untuk memohon agar Matahari kembali kepada terangnya yang hangat(Posisi bumi pada bulan Desember menjauh dari matahari, seolah-olah mataharilah yang menjauh dari bumi).
Oleh karena itu, ada dua aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal, yaitu aliran Advent dan Saksi-Saksi Yehuwa. Berkenaan Saksi-Saksi Yehuwa, mereka mulai tidak merayakan Natal sejak 1926 ketika mereka mengetahui bahwa Natal memunyai asal-usul Kafir, menurut buku Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah, 1993, halaman 198-200.
Meskipun kapan hari Natal jatuh masih menjadi perdebatan, agama Kristen mainstream sepakat untuk menetapkan hari natal jatuh setiap 25 Desember dalam kalender gregorian ini didasari atas kesadaran bahwa penetapan hari raya liturgis lain seperti paskah dan Jumat agung tidak didapat dengan pendekatan tanggal pasti namun hanya berupa penyelenggaraan kembali acara-acara tersebut dalam satu tahun liturgi, dimana yang terpenting bukanlah ketepatan tanggalnya namun essensi atau inti dari setiap peringatan tersebut untuk dapat diwujudkan dari hari ke hari. (http://id.wikipedia.org/wiki/natal).Jadi, orang-orang kristiani sendiri (sebagai pelaku utama) perayaan Natal TIDAK mengakui bahwa pada tanggal tersebutlah Jesus dilahirkan. Lalu, bagaimana dengan kelahiran Jesus itu sendiri..?? ada perbedaan pandangan antara Ummat Islam berdasarkan Alquran dan Kristiani berdasarkan Bibel dalam hal ini.

Versi Kristen (Bibel)
dalam Bibel, cerita mengenai kelahiran Jesus ini terdapat dalam Injil Matius dam Lukas dengan sedikit perbedaan redaksional. dijelaskan Lukas bahwa Jesus dilahirkan di sebuah kandang domba ketika Maria dan suaminya (Yusuf/Yoseph) dalam perjalanan menuju Bethlehem dari Nazaret untuk mengikuti program sensus yang diadakan oleh Kaisar Agustus. Diceritakan pula dalam riwayat-riwayat Nasrani bahwa kelahiran Jesus diiringi oleh munculnya bintang yang terlihat sangat besar yang menunjukkan letak/posisi sang juru selamat itu dilahirkan. Namun dalam hal ini, para sejarahwan dan para astronom belum menemukan bukti bahwa pada hari itu tampak dari bumi sebuah bintang yang sangat besar yang belum pernah tampak sebelumnya.

Versi Islam (Alquran)
Dalam Alquran, cerita mengenai lahirnya Jesus (selanjutnya disebut Isa AS) terdapat pada QS. Maryam,:16-40. Di sini terlihat jelas perbedaan cerita dari aspek redaksional dan aspek kronologi. berikut terjemahannya:
16. Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Alquran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
17. maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
18. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa."
19. Ia (Jibril as) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci."
20. Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!"
21. Jibril berkata: "Demikianlah." Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan."
22. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
23. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan."
24. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.
25. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
26. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini."
27. Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
28. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina",
29. maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"
30. Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,
31. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."
34. Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
35. Tidak layak bagi Allah memunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.
36. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
37. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar.
38. Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata.
39. Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.
40. Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan.

Yah, setelah membaca sekilas penjelasan di atas, maka kita mendapatkan pertanyaan baru, apakah Jesus yang diyakini oleh ummat kristiani sebagai Sang Mesias (Juru Selamat) sekaligus sebagai anak Allah (Tuhan Anak) itu sama dengan Isa Al-Masih AS yang diyakini oleh ummat Islam sebagai seorang Nabi dan Rasul utusan Allah SWT (saja)?? Jika sama, tentunya di antara dua versi di atas, ada yang merupakan CERITA PALSU dan ada yang merupakan KISAH ASLI.
Dan apakah mengucapkan "Selamat Natal" yang notabene merupakan perayaan untuk memperingati hari lahir Jesus/Isa (tentunya menurut versi pertama) merupakan suatu tindakan yang benar ataukah hanya merupakan tindakan sia-sia bahkan membawa kita pada perbuatan dosa yang merusak aqidah??
Sebagai makhluk yang dikaruniai akal untuk berilmu ilmu oleh-Nya, tentunya kita telah dapat mengambil keputusan dan sikap yang jelas। Wallahu A`lam. (Nuun Walqalami Wamaa Yasthuruun)