Rabu, 04 Maret 2009

Sudah Lebih 500 Kali Gempa Susulan

DARI hasil pencatatan Seismograph (alat pencatat gempa) yang ada di stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palu, sampai dengan pukul 23.00 malam tadi, sudah tercatat sekitar 500 lebih gempa susulan, pasca gempa berkekuatan 5,7 Scala Richter (SR) Senin (2/3). Belum ada rekap resmi, sebab staf bagian operasional BMKG, masih terus melakukan pemantauan dan pencatatan.
Yang telah berhasil direkam dan dicatat, adalah kejadian gempa susulan pada 24 jam pertama pasca gempa 5,7 SR. Dari pencatatan selama 24 jam pertama itu, BMKG mencatat sekitar 348 kali gempa susulan. Epicenter atau lokasi gempa, masih berada di titik 1,11 Lintang Selatan (LS) – 119,85 Bujur Timur (BT) atau berada di 24 km arah barat daya Kota Palu, atau di lokasi gempa yang terjadi pada Senin (2/3) awal pekan kemarin.
“Kita belum lakukan rekap. Yang sudah tercatat, yakni pada 24 jam pertama setelah gempa 5,7 SR, jumlahnya mencapai 348 kali,”sebut Robert malam tadi.
Dari ratusan kali gempa susulan itu, ada empat di antaranya yang guncangannya cukup terasa, yakni yang terjadi pada Selasa (3/3) hingga pukul 07.07 Rabu kemarin. Pada pukul 10.18 Selasa (3/3), Seismograph mencatat, terjadi gempa dengan kekuatan 3,4 SR. Kemudian gempa yang terasa, kembali dirasakan pada pukul 03.47 Rabu dinihari (4/3) dengan magnitude atau kekuatan 3,2 SR. kemudian sekitar pukul 07.07, kembali terjadi gempa dengan kekuatan 3,4 SR. Yang terbaru, terjadi sekitar pukul 20.12 malam tadi, dengan kekuatan 2,1 SR.
Menurut Robert, gempa susulan yang terjadi, umumnya berkekuatan antara 1 hingga 3 SR. Terlalu lemah, sehingga goncangannya tidak terlalu dirasakan. Namun aktivitas lempeng bumi itu, mampu dideteksi oleh alat Seismograph yang sensornya, ada yang dipasang di sekitar lokasi gempa 5,7 SR pada Senin (2/3) awal pekan lalu.
Robert, mengatakan bahwa gempa yang terjadi kali ini, tidak bisa dikatakan merupakan siklus tahunan. Walaupun katanya, sekitar empat tahun lalu, atau pada Januari 2005, terjadi gempa dengan kekuatan 6,2 SR di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromaru.
“Gempa itu, adalah peristiwa alam yang sulit diprediksi. Selain itu, dari catatan sejarah, kita tidak bisa mengatakan ada siklus tahunan di balik beberapa peristiwa gempa,”katanya.(Radar Sulteng)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar