Minggu, 30 Agustus 2009

Ayat Suci Dalam Kromosom Manusia

Apa teman-teman mengenal Dr. Ahmad Khan Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University. (Dia juga yang memublikasikan penelitiannya ttg Kode Babi Pada Makanan Berkemas).
Dia adalah Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan rancang struktur tubuh manusia. Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya.
Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas-kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan dan pecinta kitab suci.
Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat “Fussilat” ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut: “…Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq…”
Yang artinya; “Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran”.
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata “ayatinaa” yang memiliki makna “Ayat ALLAH”, dijelaskan oleh ALLAH bahwa tanda-tanda kekuasaan-Nya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan Ayat-ayat ALLAH ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia.
Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah. Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman ALLAH sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran ALLAH bagi kaum yang Berpikir. Sebagaimana disindir oleh ALLAH; Afala tafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).
Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada kromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 02.00 pagi, ia menemukan ayat yang pertama “Bismillahir Rahmanir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq”; “bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan” . Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A’laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan ALLAH kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip “Ummi” edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: “Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin.
Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada kromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A. Masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman ALLAH yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan “Semoga penerbitan buku saya “Alquran dan Genetik”, semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama.
Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu medis dan paramedis yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decision maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial.

Terbukanya Tabir Hati Ahli Farmakologi Thailand
Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam, tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam (subhanallah....)
Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berikut;
“Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lainagar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ditinjau secara anatomi,, Lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus sub cutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan karenasudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persepsi. Itulah sebabnya ALLAH menumbuhkan kembali kulit yang rusak (kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain) pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hamba-Nya tersebut dapat merasakan pedihnya azab ALLAH tersebut.Mahabesar ALLAH yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaranNya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf, dsb.
Rabbana makhalqta hada batila, Ya…ALLAH tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.

Dari Bahtera Menuju Islam
Seorang pakar kelautan menyatakan betapa terpesonanya ia kepada Alquran yang telah memberikan jawaban dari pencariannya selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovery, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda kadar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Alquran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara sungai tetapi pada muara sungai ternyata tidak ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr। Costeau sampai ia masuk Islam। Kutipan ayat tersebut antara lain sebagai berikut: "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar-keduanya dinding dan batas yang menghalang” (QS Al-Furqon: 53).
Berdasarkan contoh kasus di atas, dapat memberikan gambaran pada kita bahwa ayat suci Alquran mampu menjelaskan fenomena Kromosome, Anatomi, Oceanografi dan antariksa. Sebenarnya masih banyak ayat- ayat Alquran yang menerangkan fenomena evolution and genetik seperti QS As-Sajdah 4, QS al-A’raf 53, QS Yusuf 3, QS Hud 7, tetapi karena keterbatasan ruangan pada kolom ini, serta dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka kepada ALLAH jualah hendaknya kita berharap dan hanya ALLAH-lah yang Mahaluas dan Mahatinggi ilmuNYA. Wallahu a’lam.*** (http://e-banten.com)

Dahsyatnya Kekuatan Niat

Oleh: Marwah Daud Ibrahim
"BU Marwah, kami sudah menyiapkan gulai kepala ikan, ballado, rendang, dan berbagai makanan enak khas Padang untuk Ibu." Demikian kurang lebih inti ajakan Pak Herman Nawas dan Ibu Zerni kepada tim kami dari Jakarta setelah kami salat Duhur berjamaah seusai berdialog dengan mahasiswa serta berkeliling melihat dan mengagumi kampus Universitas Putra Indonesia, Padang, yang, subhanallah, sangat indah, modern, dan religius.
Dalam kondisi biasa, ajakan makan enak pada siang akan merangsang selera makan. Saya yakin"bahwa "niat" dan "tekad" saya"untuk berpuasalah ketika sahur di hotel, walaupun"hanya dengan air minum dan segelas susu, telah menjadi penyebab mengapa kalimat berisi ajakan makan enak di jam makan siang Juni lalu itu tidak memunculkan hasrat makan sama sekali. Syukurlah, beliau berdua sangat mengerti dan bahkan mengapresiasi niat kami untuk melanjutkan puasa hari itu.
Pengalaman dengan keluarga Pak Herman di Padang dan berbagai pengalaman serupa membuat saya meyakini "kekuatan niat". Saya yakini betul bahwa rahasia kekuatan"yang ada di balik niat itu menjadi salah satu penyebab penting mengapa niat disyaratkan, bahkan salah satu kunci utama, dalam ibadah puasa itu, bahkan semua ibadah lainnya.
"Saya berniat puasa karena Allah." Niat yang kuat, ikhlas, yang kita ucapkan dengan kesadaran penuh akan memengaruhi alam mikrokosmos (dalam diri kita) dan menghubungkan kita dan mengalirkan energi dari Allah SWT dan alam makrokosmos ciptaan-Nya ke dalam diri kita. Niat itulah memberi kita kekuatan untuk tidak merasa lapar, haus, capai, tapi tetap penuh energi dan vitalitas dalam kondisi berpuasa.
Buku Dr Kazuo Murakami, The Divine Message of the DNA, Tuhan dalam Gen Kita, terbitan Mizan 2007 dapat membantu kita dalam menyingkap rahasia kekuatan niat yang diajarkan Rasulullah 1.400 tahun lalu. Ahli genetika terkemuka dunia yang memenangi Max Planck Research Award dan Japan Academy Prize itu menyatakan bahwa pikiran kita memengaruhi cara kerja gen kita.
Lalu, bagaimana pikiran kita bisa memengaruhi gen-gen kita. Sebelum membahas lebih jauh, perlu kita ketahui bahwa setiap kilogram berat badan, kata Dr Murakami, terdiri atas sekitar satu triliun sel. Bayi lahir memiliki sekitar tiga triliun sel. Seorang dengan berat badan"60 kilogram"memiliki 60 triliun sel. Nukleus sel mengandung asam deoksiribnukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA). DNA yang terdiri atas dua untai berbentuk spiral, yang terdapat molekul-molekul dengan nama yang disingkat dalam empat guruf: A,T, C, dan G. Itulah kode genetik yang menyimpan semua informasi untuk membentuk dan mengatur kehidupan kita. Yang luar biasa bahwa setiap nekleus dari satu buah sel manusia memiliki tiga miliar huruf DNA. Tiga miliar dikalikan dengan 60 triliun. Subhanallah.
Yang sungguh mencengangkan adalah semua kode genetika manusia, yang tersusun dari lebih dari tiga miliar huruf kimia, tersimpan dalam untaian berukuran mikrokospik dengan berat satu per 200 miliar gram dan lebar 1/500.000 milimeter. Untuk memvisualisasi, Dr Murakami mengajak kita membayangkan mengiris sebuah kawat berdiameter satu millimeter secara memanjang menjadi satu per seratus bagian. Hasilnya begitu halus dan akan hancur ditiup angin. Tiap helaian tadi masih ada lima ribu kali lebih tebal daripada sehelai DNA. Jika semua DNA dari seluruh manusia dunia yang lebih enam miliar orang disatukan, kumpulan DNA tersebut hanya akan menjadi seberat satu butir beras. Dunia gen, dunia mikrokosmos yang tak terhingga kecilnya ternyata luar biasa dahsyat pengaruhnya dalam hidup kita.
Lalu, apa hubungan DNA dengan kekuatan niat yang menjadi bahasan Hikmah Ramadan kita dalam tulisan ini? Hubungannya sangat erat. Niat berpuasa digerakkan oleh pikiran sadar kita untuk melaksanakan salah satu perintah Allah SWT ibarat perintah dari komandan berkuasa penuh yang"menyebabkan seluruh prajurit berjumlah lebih kurang 60 triliun sel tunduk patuh mengikuti perintahnya. Itu sebabnya, ketika kita sudah meniatkan berpuasa, seluruh gen yang menggerakkan rasa lapar untuk sementara di-off atau dimatikan sehingga tak memunculkan rasa atau hasrat untuk makan seperti yang saya rasakan di kampus UPI, Padang, dan seperti yang, insya Allah, kita rasakan semua ketika kita sudah sungguh berniat berpuasa Ramadan.
Semoga dalam Spirit Ramadan 1430 H ini kita bisa mengasah "Dahsyatnya Kekuatan Niat" dalam kehidupan kita. Selain"niat untuk berpuasa, kita bisa memakai kekuatan niat untuk berpikir, berbicara, dan berperilaku positif terhadap diri kita, tempat kerja kita, pemimpin kita, rakyat kita, serta daerah dan negara kita.
Jika kita meniatkan untuk berpikir, berbicara, berperilaku positif, serta memberikan yang terbaik dan meninggalkan kebiasaan buruk dalam hidup kita, seluruh alam mikrokosmos (triliunan sel dan DNA kita akan tunduk patuh bekerja mengikuti perintah pikiran dan niat kita), dan makrokosmos akan bekerja mendukung kehendak sadar atau niat kita, dan yakinlah Allah SWT, insya Allah, akan memenuhi janji-Nya mengubah nasib bangsa kita. Semoga akan menjadikan Indonesia Maju 2025 dan Nusantara Jaya 2045: memimpin peradaban bukan hanya di Asia, tapi dunia. Selamat menunaikan ibadah puasa. (radarsulteng.com)

Hakimullah Mesud, Pemimpin Baru Taliban


Mantan teman sekelas Baitullah Mehsud dan terkenal berani adalah Zulfikar Mehsud, yang dikabarkan sebagai pemimpin baru Taliban di Pakistan, mulai dikenal sejak tahun 2007 setelah serangkain aksi serangan terhadap tentara Pakistan.
Saat itu Zulfikar, yang kini biasa dipanggil Hakimullah, merupakan satu dari sejumlah komandan dibawah pimpinan Taliban Baitullah Mehsud, yang menurut sejumlah pejabat Pakistan telah terbunuh dalam serangan udara AS awal Agustus.
Ketika itu, Zulfikar Mehsud berada di Waziristan Selatan bulan Oktober 2007 dirinya baru saja diangkat sebagai juru bicara Baitullah. Langkahnya yang berani menangkap 300 tentara Pakistan membawa sejumlah wartawan bepergian mengunjungi para tentara yang diculik itu.Saat itu umurnya baru 28 tahun, Zulfikar Mehsud jelas seseorang yang harus diperhitungkan.
Meskipun, sikapnya menyenangkan ditambah senyum lugu, laki-laki itu meruapkan aura bahaya. Aksi penculikan tentara itupun menambah terkenal namanya. Pemerintah Pakistan akhirnya melepas sejumlah tahanan militan tingkat tinggi untuk memenuhi tuntutan Taliban.Sejak itu, nama tokoh Zulifikar Mehsud terus naik.
Keahlian Tempur
Awal kariernya sama sekali tidak menunjukkan keistimewaan. Lahir di wilayah Kotkai dekat kota Jandola di Waziristan Selatan, satu-satunya pendidikan Zulfikar Mehsud adalah di madrasah desa di distrik Hangu. Salah satu murid lain saat itu adalah Baitullah Mehsud, yang kemudian keluar. Zulfikar Mehsud kemudian bergabung dengan mantan teman sekelasnya itu berjihad, mulanya sebagai pengawal dan pembantu bagi para militan yang lebih tua.
Namun langkah Baitullah menyataukan hampir seluruh kelompok Taliban di Pakistan memberikannya kesempatan untuk berkembang. Nek Mohammad tewas dalam serangan AS di Pakistan 2004
Zulfikar Mehsud sudah terkenal didalam Taliban karena keahlian tempurnya - kemampuannya memegang sebuah senapan Kalashnikov dan menyetir mobil pikap Toyota menjadi legenda. "Dia yang terbaik setelah Nek Mohammad," kata sopir Taliban kami dalam perjalanan yang menegakkan bulu roma setelah pertemuan tahun 2007 dengan Zulfikar.
Nek Mohammad adalah pendiri gerakan Taliban di Pakistan. Nek terbunuh dalam sebuah operasi tanpa awak AS tahun 2004, setelah berhasil membuat orang gentar pada kekuatan Taliban Pakistan.
Nekat
Baitullah dan Zulfikar Mehsud hampir sama - muda dan cakap dengan insting tambahan yang agresif. Namun Zulfikar Mehsud juga nekat. Saat rombongan wartawan bertemu musim gugur tahun 2007, dia membawa para wartawan dengan berkendaraan. Untuk memamerkan keahliannya dengan mobil, dia menyetir seperti kesurupan, membanting setir di tikungan tajam dengan kecepatan sangat tinggi.
Dia mengakhiri demonstrasinya dengan mengerem tiba-tiba dari ketinggian tebing beberapa ratus kaki. Sementara kami terdiam ngeri, dia tertawa dingin dan mulai memundurkan mobil untuk melanjutkan perjalanan. "Saya pergi ke Karachi waktu masih kecil," katanya saat di tanya bagaimana dan kemana saja dia sudah menjelajah Pakistan.
"Tapi saya juga sering pergi ke Punjab, ke Islamabad beberapa kali, walaupun sudah lama."Saya tanya kapan terakhir dia mengunjungi Islamabad?". Tahun 2005 saya mencari-cari [mantan Presiden Pervez] Musharraf, tapi tidak ketemu. Saya melihat-lihat ke semua tempat, tapi Musharraf tidak ada jadi kemudian pulang."
Serangan konvoi
Pertemuan kami yang kedua pada bulan Mei 2008, yang kini dikenang sebagai jumpa pers yang terkenal yang diatur oleh Baitullah Mehsud. Zulfikar Mehsud sudah menjadi komandan di sebelah kanannya-mengotaki aksi terhadap konvoi tentara Nato di daerah suku Khyber dan Peshawar.
Berikutnya dia ditunjuk sebagai komandan Taliban untuk wilayah ini termasuk Khyber, Kurram dan Orakzai. Di wilayah ini, dia memainkan peran penting dalam aksi menentang tentara Pakistan.
Tentara Pakistan Gunakan Senjata berat
Dalam hal ini nampaknya dia menjalankan ideologi Baitullah Mehsud - menciptakan penguasa Taliban di Pakistan dan menyerang tentara untuk mempertahankan ideologi itu.Penunjukannya merupakan konfirmasi bahwa kelompok garis keras menjadi penerus kelompok Taliban Pakistan.Namun masih meragukan, apakah dia akan mampu menyatukan seluruh Taliban dibawah kontrolnya.
Kalau benar dia mampu, maka klaim pejabat keamanan Pakistan yang baru-baru ini mengaku menang atas Taliban, masih perlu dipertanyakan? (eramuslim.com)

Cerita Dari Seorang Ibu

oleh Mira Kania Dewi
Seorang wanita muda sedang mengandung anak kedua. Kehamilannya belum mencapai usia tujuh bulan. Suatu hari, wanita yang tengah hamil ini mencuci tiga stel pakaian ABRI milik suaminya dengan tangannya sendiri sambil duduk berjongkok. Keesokan harinya, rasa sakit yang sangat di bagian perutnya dialami sang ibu dan rasa sakit itu terus berlangsung selama tiga malam hingga akhirnya lahirlah seorang bayi perempuan dalam keadaan belum cukup bulan (pre-mature).
“Pak-Bu harus siap ya, bayinya kecil sekali (1,5 kg) sewaktu-waktu bisa meninggal dunia” itulah kurang lebih ucapan dokter di rumah sakit kepada kedua orang tua bayi itu, di sebuah kota kecil Cimahi, Jawa Barat.
Sebulan lamanya bayi prematur itu harus tidur dalam incubator (kotak kaca) dan tidur terpisah dari ibunya. Namun kondisi demikian tidaklah mengurangi kasih sayang sang ibu bahkan sifat keibuannya semakin meraja. Dengan setia, sebulan lamanya sang ibu menemani bayinya dengan hati yang penuh do’a dan asa……..harapan dan keyakinan yang sangat kuat akan kebesaran Illahi Rabbi dalam mempertahankan perjuangan hidup seorang anak manusia.
Bayi yang bertubuh sangat mungil ini mengalami penurunan berat badan menjadi 1,3 kg. Kesulitan menyusu menjadi kendala dalam pertumbuhan bayi prematur. Setiap kali disusui, bayi itu tersedak sehingga wajahnya menjadi kebiruan. Sungguh…..kepanikan yang luar biasa dialami wanita itu.
Suatu ketika wabah diare menyerang sepuluh bayi di rumah sakit tempat bayi prematur itu dilahirkan. Dari sepuluh bayi, hanya dua orang bayi yang bertahan dalam keadaan sehat wal’afiat satu di antaranya adalah bayi mungil dari ibu muda nan cantik tadi. Rupanya kebiasaan sang ibu selalu hidup rapi dan bersih menjadi kuncinya. Dia selalu mencuci dan merebus sendiri baju-baju bayi prematurnya. Dia wanita yang kuat dan tegar, tak ada kata lelah dan bermanja-manja sehabis melahirkan.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS Al-Insyiraah : 5-6)
Mencoba dan mencoba lagi, berusaha dan terus berikhtiar….itulah yang dilakukan wanita itu. Sampai suatu ketika ia melakukan pemberian ASI (Air Susu Ibu) dengan menggunakan pipet tetes. Setetes demi setetes ASI dalam pipet mengalir dan menyambung kehidupan bayi mungil itu. Sungguh tak terbayangkan betapa luasnya samudera kesabaran, pengorbanan dan keikhlasan yang terpancar dari dalam diri wanita nan mulia itu. Bayi prematur itu perlahan-lahan tumbuh dan dapat menyamai berat bayi-bayi yang lahir normal dalam waktu tiga bulan. Subhanalloh…..
Bayi mungil itu kini telah menginjak usia 38 tahun dan telah menjadi seorang ibu dengan tiga orang anak. Bayi itu adalah aku…..
Perjuangan aku membesarkan anak-anakku tak ada nilainya dibanding perjuangan ibu membesarkan aku. Perjuangan dan pengorbanannya sungguh luar biasa dalam kondisi kedokteran yang pada saat itu masih sangat sederhana dan belum sehebat ataupun secanggih kedokteran masa kini. Ibuku seorang wanita yang hebat, kuat dan tegar. Banyak sekali ilmu dan teladan yang selalu beliau contohkan kepadaku, kepada kami anak-anaknya, dan kepada cucu-cucunya.
Abu Hurairah Radhiallu ‘anh berkata : Seorang lelaki datang menemui Rasulullah Saw dan bertanya,” Ya Rasulullah, siapakah yang paling berhak mendapat pelayananku dengan sebaik-baiknya?” Nabi Saw menjawab, “Ibumu”. Dia bertanya lagi : “Kemudian siapa lagi?” Rasulullah menjawab, “ Ibumu.” Dia bertanya lagi,” Kemudian siapa?” Nabi Saw menjawab;” Ibumu.” Dia bertanya lagi,” Kemudian siapa lagi?” Nabi Saw menjawab,” Ayahmu.” (HR Bukhari)
Ibu, aku banyak berhutang kepadamu. Aku tak tahu harus memulai dari mana. Ya Rabb bantulah aku dan bimbinglah aku agar aku tergolong ke dalam hamba-hamba-MU yang sholeha yang mampu memuliakan dan membahagiakan ibu dan ayahku dan jadikanlah surga sebagai kampung akherat kami, aamiin Allohumma aamiin.
Dalam usianya yang semakin senja, semoga ALLOH SWT selalu memberikan kenikmatan iman, Islam dan sehat kepadamu ibu dan juga ayahku. Kebahagiaan dunia dan akherat yang selalu menyertaimu, limpahan Rahman dan Rahim-NYA yang selalu bersamamu serta keberkahan dalam hidup yang selalu tercurah untukmu, ibu dan ayahku. Cinta dan do’a kami (anak-anakmu) selalu menyertaimu.
“Rabbigh-firlii wa liwaa lidayya war-ham-humaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”.Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangiku dan memeliharaku di waktu kecilku.
Wallohua’lam bishshowaab.
(mkd/bkk/27.08.09)

Sabtu, 30 Mei 2009

Tak Lulus 100 Persen, 19 SMA Unas Ulang

JAKARTA - Peristiwa memalukan kembali terjadi di dunia pendidikan. Tahun ini terdapat 19 SMA di Indonesia yang 100 persen siswanya tidak lulus ujian nasional (unas). Diduga, itu disebabkan kunci jawaban palsu yang diedarkan sekolah kepada siswa.
Kasus tersebut terkuak di SMA Negeri 2 Ngawi, yang merupakan sekolah favorit di kota kecil di ujung barat Jawa Timur. Dirjen Dikdasmen Depdiknas Suyanto juga alumnus sekolah itu. Kemarin sekolah tersebut mengundang seluruh wali murid kelas tiga. Kepala Dinas Pendidikan Ngawi Abimanyu dan Bupati Ngawi Harsono juga dihadirkan dalam pertemuan sekolah dengan wali murid tersebut.
Dalam pertemuan tertutup itulah, menurut sumber, terkuak bahwa hasil scan lembar jawaban komputer (LJK) unas menunjukkan seluruh siswa kelas tiga SMAN 2 Ngawi (315 anak) dinyatakan tidak lulus. Para wali murid ditenangkan dan dijanjikan ujian nasional ulang pada 8-12 Juni 2009.
Dalam pertemuan itu juga diungkapkan penyebab ketidaklulusan tersebut. Yakni, semua siswa menggunakan bocoran kunci jawaban untuk mengerjakan soal unas. Tentu saja tujuannya mengatrol nilai para siswa dan menjamin kelulusan 100 persen. Ternyata kunci yang beredar itu salah. Dan, hasilnya justru 100 persen siswa tidak lulus.
Para wali murid gempar. Sebab, sebagian siswa SMAN 2 telah diterima di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN) favorit melalui jalur PMDK (penelusuran minat dan kemampuan). Dengan adanya kasus tersebut, tentunya membatalkan hasil tes PMDK.
Sempat tersiar kabar bahwa kunci jawaban palsu itu dari Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menyukseskan penyelenggaraan unas. Apalagi, pengumuman unas yang rencananya dilakukan minggu ketiga Juni 2009 bersamaan dengan jadwal kampanye pilpres. Karena itu, kalau unas tidak diselamatkan, stabilitas politik bisa terganggu.
Dikonfirmasi terkait kasus yang terjadi di SMAN 2 Ngawi, Ketua BSNP sebagai penyelenggara Unas Prof Mungin Eddy Wibowo membantah bahwa pihaknya terlibat dalam pemberian kunci jawaban palsu. "Itu sama sekali tidak benar. Kalaupun kami mengedarkan, mengapa harus kunci jawaban palsu? Saya tidak tahu dari mana hal itu bisa mencuat," katanya.
Kendati demikian, Mungin membenarkan adanya kasus di SMAN 2 Ngawi. Lantaran memercayai kunci jawaban palsu yang beredar, semua siswa tidak lulus unas. "Setelah kami cocokkan dengan kunci jawaban asli, jawabannya salah semua. Akibatnya, mereka tidak lulus," terangnya. Sebab, jawaban yang salah itu untuk semua mata pelajaran yang diujikan.
Sebagaimana diketahui, ada tiga mata pelajaran yang diujikan dalam unas SMA. Yaitu, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan matematika.
Mungin menjelaskan, jawaban soal siswa SMAN 2 Ngawi semua sama. "Tapi, jawaban yang sama itu salah," ujarnya. Temuan di lapangan itu, kata Mungin, disampaikan oleh Tim Pemantau Independen (TPI), Inspektorat Jenderal (Irjen), dan masyarakat.
Setelah melalui pertemuan antara BSNP, Irjen, dan TPI, akhirnya diputuskan untuk mengulang unas. "Kalau tidak, kasihan siswa. Mereka malah tidak lulus semua. Dengan pertimbangan itu, akhirnya kami adakan ujian ulang," jelasnya.
Ujian ulang itu, kata Mungin, dianggap tak menyalahi aturan. Sebab, pada ujian pertama telah terjadi kecurangan sehingga ujian tersebut dibatalkan. "Jadi, ini bukan ujian susulan, tapi ulangan. Sebab, kami telah membatalkan ujian pertama. Kalau ujian tidak diulang, mereka tak lulus semua," ucapnya. Untuk itu, pihaknya telah memanggil kepala dinas pendidikan setempat terkait kasus tersebut.
Mungin mengatakan, pihaknya telah mewanti-wanti agar siswa tidak memercayai kunci jawaban palsu yang beredar. "Kami sudah mengingatkan sejak awal. Ini merupakan tanggung jawab sekolah untuk mengontrol yang terjadi di lapangan," ujarnya.
Di bagian lain, Koordinator TPI dan Pengawas Unas Tingkat Nasional Haris Supratna membeberkan bahwa kecurangan itu tidak hanya terjadi di SMAN 2 Ngawi, tapi juga di 18 SMA lain yang tersebar di berbagai daerah. Yaitu, Palembang, Bengkulu, NTB, Gorontalo, Jabar, dan Jatim.
Kecurangan itu terungkap berawal dari ditemukannya pola jawaban yang sama pada lembar jawaban ujian nasional (LJUN) siswa oleh TPI. Kecurigaan itu semakin kuat karena pola jawaban tersebut tidak hanya ditemukan pada satu mata mata pelajaran, namun juga pelajaran yang lain. "Kalau di SMAN 2 Ngawi, kami menemukan itu pada semua mata pelajaran. Contohnya, jawaban siswa A semua, sampai soal kesepuluh. Padahal, penyusun naskah soal tidak mungkin menyusun kunci jawaban A semua sampai sepuluh soal," tuturnya.
TPI melanjutkan penelusuran dengan mencocokkan apakah pola jawaban yang sama itu ditemukan di kelas lain atau tidak. Ternyata, kata Haris, di semua kelas SMAN 2 Ngawi juga menjawab soal dengan pola jawaban sama. "Jadi, jawaban satu sekolah itu sama. Nggak mungkin rasanya kalau semua itu tidak dilakukan secara sistematis," ungkapnya.
Dari temuan itu, akhirnya TPI bersama BSNP mencocokkan dengan kunci jawaban asli. Hasilnya, semua jawaban siswa SMAN 2 Ngawi salah. Fenomena serupa terjadi di 18 sekolah yang lain. "Ada yang jurusan IPA saja, atau IPS saja. Ada juga yang dua-duanya," terang rektor Unesa (Universitas Negeri Surabaya) itu.
Lantaran merupakan kecurangan, ujian tersebut harus diulang. Pengambilan kebijakan itu merupakan bentuk sanksi yang diberikan kepada sekolah. "Itu namanya sanksi moral. Sebab, mereka harus mengulang ujian. Kami berharap kasus ini tidak terulang," ungkapnya.
Haris menegaskan, adanya kasus tersebut tidak berarti telah terjadi kebocoran kunci jawaban unas. "Karena kan ternyata jawabannya tidak cocok," ujarnya. Kendati telah ditemukan kecurangan, baik BSNP maupun TPI tidak berani menyebut pihak yang paling bertanggung jawab. Sanksi tegas terhadap sekolah maupun siswa yang melakukan kecurangan juga belum diberlakukan. Tak urung, kecurangan dalam unas dari tahun ke tahun masih terjadi. Padahal, tahun ini pemerintah telah menggandeng PTN untuk mengawasi pelaksanaan unas. (radar sulteng)

Senyum Syuhada Ghaza: Bukti Mukjizat Alquran dan Sunnah


Renungan kita kali ini ialah tentang detik-detik kehidupan pertama syahid dan detik-detik terakhir terakhir kehidupan mujahid.. Itulah detik-detik yang dihindari banyak orang dan dicemaskan para pahlawan dunia. Itulah detik-detik di mana seseorang meninggalkan kehidupannya dan mimpi-mimpinya. Kehidupan itu tiba-tiba terputus dan ia pun berada di dunia lain yang belum pernah disaksikannya dan belum pernah diketahuinya kecuali melalui berita saja.
Detik-detik tersebut adalah detik-detik pertama orang yang mati syahid. Itulah detik-detik permulaan dan di hadapan pintu Barzakh. Permulaan ia meninggalkan dunia menuju akhirat. Akhir keberadaannya sebagai seorang muslim yang hidup menuju permulaan kehidupan syahadah yang abadi..
Detik-detik mengagumkan dalam kamus seseorang. Detik-detik yang tidak dipahami oleh sembarang manusia. Itulah detik-detik yang tidak ingin digapai kecuali oleh orang-orang beriman. Detik-detik yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata..
Detik-detik kedatangan dan kepergian yang menyatu. Detik-detik akal seorang Mukmin menyikapinya dengan bingung: apakah harus didoakan dapat keberkahan atau disedihkan… Apakah diberi ucapan selamat atau belasungkawa…Apakah harus menangisinya atau berbahagia.. Kesedihan atau kebahagiaan dan pelukan…
Bagaimana kondisi detik-detik tersebut? Tuhan Pemilik Kemuliaan tertawa kepadanya! Betapa mulia dan berwibawanya situasi dan kondisi itu… Masih adakah yang lain setelah itu, wahai syahid?
Seorang yang tepercaya bercerita: Kami diberitahu oleh seorang komandan jihad, “Kami bersama beberapa ikhwan berada di medan tempur. Lalu, tiba-tiba seorang ikhwan berteriak kepada kami, “Surga! Lihatlah, itu surga!” Ia menunjukkan tangannya ke depan, dan tidak berselang lama peluru meleset dan mengenai kepalanya, lalu ia pun tersungkur mati. Semoga Allah merahmatinya!”
“Sesungguhnya orang yang mati syahid itu memiliki beberapa tanda..(Di antaranya adalah) Ia melihat tempat tinggalnya di surga..” (HR Tirmidzi, Shahih).
Allah tersenyum kepadanya dan memperlihatkan surga kepadanya! Alangkah besar karunia itu! Adakah harapan yang lebih besar dari itu wahai syahid?
Banyak pahlawan meninggalkan medan perang karena menyangka peluru yang bersarang di badan itu mengakibatkan penderitaan. Tetapi, orang mukmin maju terus karena ia tahu keadaan yang sebenarnya. “Tidaklah orang yang mati syahid itu merasakan sakit saat terbunuh melainkan seperti salah seorang dari kalian merasakan cubitan.” (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Nasa’i dengan sanad yang baik).
Allah tersenyum kepadanya dan menunjukkan tempatnya di surga dan ia pun tidak mengeluh saat mati! Betapa mulianya engkau di mata Allah..Lalu, apa lagi setelah itu wahai syahid?
Orang mukmin itu takut berbuat dosa dan berharap taubat sebelum mati. Rasulullah bersabda, “Dan orang mukmin yang membersihkan dirinya dari berbagai dosa dan kesalahan, ia berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya hingga ketika ia berhadapan dengan musuh, maka ia bertempur hingga terbunuh. Itulah kain seka yang menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya. Sesungguhnya pedang adalah penghapus dosa.” (al-Musnad dan Shahih Ibni Hibban).
Apakah Anda takut dosa? “Sesungguhnya orang yang syahid itu memiliki keistimewaan di sisi Allah: dosanya diampuni sejak tetasan darahnya yang pertama.” (HR Ahmad, shahih menurut Tirmidzi).
“Allah tertawa kepadanya, memperlihatkan tempatnya di surga, ia pun tidak mengaduh pada detik-detik kematian, dan dosa-dosanya dihapus, kecuali hutang.” (Shahih Muslim)
Betapa agungnya mati syahid di jalan Allah. Apakah engkau puas, wahai syahid?
Manusia di dalam kubur menghadapi ujian, sementara teman kita (syahid) bergembira ria di dalamnya. Imam Nasa’i dan perawi lain menceritakan seseorang yang bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa orang-orang mukmin menghadapi ujian kecuali syahid?” Nabi saw pun menjawab, “Kilau pedang di atas kepalanya itu sudah cukup menjadi fitnah (ujian) baginya.”
Allah tertawa kepadanya sambil memperlihatkan tempatnya di surga sebelum merasakan kematian. Ia sedikitpun tidak merasakan sakitnya kematian… Dosa-dosanya dihapus sejak tetesan darahnya yang pertama. Ia terjaga dari siksa kubur…
Semua ini terjadi dalam waktu yang singkat di mana semua orang takut menghadapinya. Itulah detik-detik ujian… Waktu yang amat singkat yang dilalui orang mukmin yang tangguh saat ia melihat darahnya lalu sekejap sesudahnya ia melihat hasil jerih payahnya.
Belum kering tanah dari darah syahid, hingga kedua istrinya (bidadari) menjemputnya. Keduanya bak burung yang mengepakkan sayapnya. Keduanya lalu mendarat ke tanah. Dan di tangan masing-masing bidadari itu ada perhiasan yang lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR Ahmad)
Tidakkah dua bidadari cukup bagimu wahai sang syahid? Apakah engkau mengharapkan kemuliaan yang lebih besar? Demi Allah, engkau mendapat apa yang kauinginkan. Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Ayahku dibawa kepadaaa Rasulullah saw sedangkan tubuhnya sudah terpotong-potong. Lalu diletakan di hadapan Rasul saw. Aku bermaksud membuka penutup wajahnya, lalu kaumku melarangku. Lalu terdengarlah suara wanita yang berteriak. Dia adalah putri ‘Amr—konon saudari ‘Amr. Rasulpun bersabda: “Mengapa kamu menangis—atau: janganlah kamu menangis! Karena para malaikat senantiasa menaunginya dengan sayap-sayapnya!” (HR Bukhari)
Alangkah agungnya seorang yang syahid… Di akhirat ia memperoleh kebesaran luar biasa. Dia tidak meninggalkan dunia ini kecuali dengan barisan yang mulia. Manusia menangis, sedangkan syahid tetawa… Orang-orang ketakutan, sementara syahid di surga hidup nikmat. Delegasinya mulia dan uruannya amat besar. Dia hadir ke dunia sebagaimana manusia lainnya.. Sedangkan keluarnya dari dunia ini membuat nafas ini terhenti.. Ah.. Alangkah indahnya mati syahid… Siapa yang meraihnya berarti ia meraih surge dan siapa yang lari darinya maka pasti ia mengalami kekurangan… Kita berlindung pada Allah dari kerugian…..
Semua manusia mati, tetapi syahid tidak mati..Semua manusia menangis, tetapi syahid tersenyum… Ia mendekap kematian dengan dada yang dipenuhi pancaran iman dan mengobarkan kerinduan akan pertemuan dengan bidadari-bidadari nan cantik bak permata yaqut dan marjan.
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ﴿١٦٩﴾فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠﴾يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ ﴿١٧١﴾الَّذِينَ اسْتَجَابُواْ لِلّهِ وَالرَّسُولِ مِن بَعْدِ مَآ أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُواْ مِنْهُمْ وَاتَّقَواْ أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿١٧٢﴾الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ ﴿١٧٣﴾
“Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka mendapar kabar gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
"Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang menyambut perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (Ali Imran: 169-173) (eramuslim.com)

Kafilah Syuhada, Karya Terakhir Para Mujahidin


BARU-baru ini gerai-gerai penjualan buku di Indonesia kembali diramaikan dengan hadirnya buku karya tiga terpidana mati Bom Bali I. ketiganya menulis masing-masing satu judul buku berbeda dengan tema yang berbeda pula. Amrozy menulis buku berjudul “Senyum Terakhir sang Mujahid” yang bertemakan tentang sejarah hidupnya dari kecil hingga dipenjara oleh pemerintah “thaguut” (demikian mereka menyebut pemerintah sekarang). Kemudian Imam Samudera menulis buku berjudul ”Sekuntum Rosela Pelipur Lara” yang bertemakan tentang pemikirannya terhadap konsep jihad. Sedangkan kakak Amrozy, Mukhlas menulis buku berjudul “Mimpi Suci di Balik Jeruji Besi”, berbeda dengan kedua buku sebelumnya, buku ini lebih bertemakan tentang penjelasan seputr makna di balik mimpi seseorang. Ketiga buku ini diterbitkan secara bersamaan oleh penerbit Ar-Rahmah dan diberi nama “Seri Kafilah Syuhada”.

Senyum Terakhir sang Mujahid (Amrozi bin Nurhasyim)

Buku ini lebih mirip dikatakan sebagai otobiografi dari sang Amrozy. Dalam buku ini Amrozy menceritakan kisah-kisah hidupnya secara ringkas mulai dari masa sekolah, remaja, hingga merantau ke Malaysia demi mengikuti pendidikan di salahsatu Ma`had (pesantren) di sana di bawah asuhan kakanya Mukhlas bin Nurhasyim. Dalam buku ini Amrozy juga berusaha kembali masa lalunya di desa kelahirannya, Tenggulun meskipun hanya secara ringkas. Dimulai dari cerita masa-masa sekolahnya, hingga ia tertangkap oleh Polisi.
Di buku ini Amrozy juga menceritakan kembali pengalamannya ketika ia bersama temannya membongkar sebuah kuburan yang dianggap keramat oleh orang-orang desanya. Dan di akhir bukunya, Amrozy menyempatkan diri untuk menceritakan tentang mimpi-mimpi yang pernah dia alami selama berada di penjara. Termasuk mimpinya bertemu dengan Rasulullah SAW. Wallahu A`lam.
Jadi, pembaca akan dibawa menuju ke kehidupan seorang Amrozy, selain itu pembaca juga akan disuuhi oleh cerita-cerita menarik seputar kehidupan sang Mujahid. Dan yang tak kalah menariknya adalah, cerita singkat tentang konsep mereka dalam menjalankan operasi pengeboman yang telah menewaskan lebih dari 200 orang tersebut.

Sekuntum Rosela Pelipur Lara (Imam Samudera)
Berbeda dengan buku “Senyum Terakhir sang Mujahid” milik Amrozy, Buku karangan Imam Samudera ini lebih mengedepankan konsep jihad menurut mereka, dan dapat dikatakan pula buku ini juga merupakan sebagai bantahan atas anggapan orang-orang yang menganggap “jihad” mereka sebagai sebuah kesalahan bahkan dosa. Dan juga sebagai bantahan atas buku MEREKA ADALAH TERORIS yang juga merupakan bantahan atas buku Imam Samudera sebelumnya yang berjudul AKU MELAWAN TERORIS.
Dalam buku ini Imam Samudera berani menentang habis-habisan orang-orang yang tidak mengakui perjuangan mereka serta tidak sepaham terhadap mereka (Amrozy cs) yang menganggap pemerintahan saat ini merupakan pemerintahan thaghut, Imam mengemukakan hal tersebut secara lugas dan diperkuat dengan dalil-dalil dari Al-Qur`an, Hadits Nabi, bahkan imam juga mengemukakan pendapat para Ulama salafi.
Jadi, membaca buku ini akan semakin menambah wawasan kita tentang pemikiran Imam Samudera cs tentang konsep jihad dan sebagai bahan renungan kita di kemudian hari. Wallahu A`lam.

Mimpi Suci di Balik Jeruji Besi (Mukhlas bin Nurhasyim)
Dalam buku ini, Mukhlas justru lebih sepertinya ingin memberikan pemahaman kepada pembacanya tentang arti sebuah mimpi dan bermacam-macam jenis mimpi, dan dia juga menceritakan tentang arti dari mimpi-mimpinya, karena Mukhlas dikenal sebagai orang yang ahli dalam mentakwil (mengartikan) mimpi. Contohnya, ia menceritakan tentang bagamimana ia mendapatkan arti mimpinya ketika ia melihat istrinya sesuai dengan yang dimimpikan olehnya beberapa tahun sebelumnya.
Jadi, membaca buku ini akan semakin menambah wawasan kita seputar makna dan hikmah di balik sebuah mimpi. Agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Wallahu A`lam.
Tiga buku Best seller ini menjadi semakin menarik dengan hadirnya kata pengantar dari ustadz Abu Djibril, Abu Bakar Ba`asyir, serta dari istri-istri para penulis. Dan tak ketinggalan, yang paling menarik adalah ditampilkannya foto-foto jenazah dari ketiga orang tersebut, sebuah hal yang justru menjadikan buku ini semakin kontroversial.yang sebelumnya telah membuat seorang Sidney Jones “sewot”.

Jumat, 10 April 2009

31 Persen Warga Palu Tak Memilih

PALU- Partisipasi masyarakat melaksanakan hak pilihnya pada Pemilu tahun ini tampaknya masih minim. Dari 12.730 pemilih di sejumlah TPS yang dipantau koran ini, yang datang memilih hanya 8.799 orang atau hanya sekitar 69,12 persen. Dengan demikian ada berkisar 31 persen yang tidak memberikan hak suaranya (lihat grafis). Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari tak masuk DPT, tak ada surat panggilan hingga alasan malas karena TPS jauh dari tempat tinggal.
Di TPS 10 Kelurahan Lasoani misalnya, jumlah pemilih yang memberikan hak suaranya hanya sebesar 180-an orang dari 300 pemilih yang memperoleh surat panggilan memilih. Sisanya 120 orang tidak datang melaksanakan hak pilihnya. “Saya tidak tahu kenapa. Yang pasti semua surat panggilan memilih sudah didistribusikan seluruhnya. Kecuali warga yang sudah pindah alamat. Ini pun hanya beberapa lembar saja,” kata Ketua TPS 10 Kelurahan Lasoani, Drs Ahmad Dg Manessa kepada Radar Sulteng, kemarin.
Demikian halnya di TPS IV Kelurahan Lasoani. Di sini dari 265 pemilih yang ada dalam DPT, yang menggunakan hak pilih hanya 171 pemilih. Di TPS III dari 270 pemilih hanya 201 pemilih yang menggunakan hak pilihnya. Data yang berhasil dihimpun, dari 18 TPS total jumlah surat panggilan yang didistribusikan berjumlah 5.022 surat panggilan. Tapi yang menggunakan hak suaranya hanya 3.397 pemilih, sebanyak 1.625 warga tidak menggunakan hak pilihnya.
Pantauan koran ini di Kelurahan Lasoani, proses pencontrengan berjalan relatif lancar. Dari 18 TPS, pukul 19.00 Wita, penghitungan suara masih tersisa 2 TPS, TPS I dan TPS VIII.
Maspah, anggota Panwas penanggungjawab Kelurahan Lasoani-Poboya menilai, proses pemungutan suara di Kelurahan Lasoani berjalan cukup lancar. Kalau pun ada kendala, masih dalam taraf wajar dan bisa ditolerir. “Proses penghitungan juga berjalan lancar. Saya lihat rata-rata petugas PPS di Lasoani sudah cukup paham dengan tugas-tugasnya,” ujar Maspah di TPS I, Kelurahan Lasoani.
Proses pencontrengan dan penghitungan suara yang sedikit lambat terjadi di Kelurahan Poboya. Bahkan, pihak Panwas mencatat terdapat kesalahan yang cukup serius di kelurahan tersebut. “Tadi di TPS III (Kelurahan Poboya), petugas KPPS-nya tidak menghitung dulu surat suara sebelum dibagikan ke pemilih,” ungkapnya.
Menurut Maspah, meski pihaknya bersama dua orang saksi dari PPP dan Golkar melakukan protes, namum petugas KPPS tidak mengindahkannya dan terus melanjutkan proses pencontrengan. Dia mengaku akan menyeriusi kasus yang terjadi di TPS III, Kelurahan Poboya tersebut. “Kasus ini masuk catatan kami, Panwas Palu Timur,” sebutnya.
Di Kelurahan Tondo, khususnya warga di kompleks perumahan Palu Permai banyak yang tidak memilih karena selain tidak masuk DPT juga tidak mendapat surat panggilan mememilih. “Di sini ada sekitar 75 persen warga perumahan Palu Permai yang terpaksa tidak dapat memilih,” kata Firdaus Jahja, salah satu warga Perumahan Palu Permai Tondo kepada Radar Sulteng, kemarin. Demikian halnya di kompleks perumahan dosen di Kelurahan Tondo, sedikitnya ada sekitar 200-an warga yang memiliki hak pilih tak bisa memilih.
Mantan Humas Kejati Sulteng itu, mengatakan, jangan warga biasa, ketua RT setempat, yakni RT 01/RW 15 Kelurahan Tondo atas nama Ramli juga tidak memilih karena tidak masuk dalam DPT. “Sehari sebelumnya warga di sini ramai-ramai mendatangi kantor kelurahan, tetapi pihak kelurahan tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Firdaus.
Mantan Kajari Parigi Moutong itu mengatakan, kasus banyaknya warga yang tidak bisa memilih itu bisa dibawa ke proses hukum. Tindakan ini menurut dia, melanggar UU No 10 tentang Pemilu pasal 260. Dalam pasal itu katanya, disebutkan barang siapa yang menghalang-halangi warga melaksanakan hak pilihnya diancam kurungan selama 12 bulan.
Partisipasi warga dalam memberikan hak suaranya pada Pemilu legislatif kemarin di Kelurahan Tatura Selatan terbilang minim. Dari 20 TPS yang tersebar di kelurahan itu, tiap TPS rata-rata 100 orang lebih enggan datang mencontreng. Bahkan ada yang separoh dari jumlah DPT memilih untuk Golput.
Minimnya pemilih juga di terjadi di TPS 05 Kelurahan Birobuli Selatan. Dari 371 pemilih yang tercantum dalam DPT, hanya 236 yang datang ke TPS untuk memilih. Sehingga ada 135 pemilih lainnya tidak menggunakan hak suaranya.
KPPS TPS 05 Kelurahan Birobuli Selatan, Fahri Kamal, mengaku pihaknya menduga diakibatkan oleh beberapa hal. Seperti banyaknya pemilih dalam DPT pindah alamat, ada pemilih yang ternyata sudah meninggal dan anggota TNI.
"Banyak yang pindah alamat, karena di daerah kami ini banyak kos. Ada dua pemilih yang terdaftar di DPT, ternyata sudah meninggal dan satu pemilih adalah anggota TNI," ujar Fahri.
Dirinya juga mengungkapkan DPT yang memuat daftar warga pemilih di RT 05 RW 01 serta di RT 02 dan RT 03 RW 02 itu, juga tidak luput dari kesalahan. Fahri mengungkapkan ada nama pemilih yang tercantum ganda hingga tiga kali, padahal orang yang sama. Ada juga nama pemilih yang terdaftar di lebih dari satu TPS. "Menurut kami ini diakibatkan human error saat menginput data pemilih," ujar Fahri.
Dirinya lantas mengaku pihaknya telah menyebarkan sebagian besar formulir C4 (surat undangan) ke pemilih yang tercantum di DPT. Karena itu, dia menolak jika pemilih tidak datang ke TPS, diakibatkan oleh tidak mendapatkan formulir C4.
Di TPS 10 Kelurahan Donggala Kodi, dari 224 DPT yang terdaftar, hanya 174 pemilih yang menggunakan hak suaranya. Padahal menurut Ketua PPS TPS 10, Herman, seluruh surat pemberitahuan pemilihan telah diberikan ke warga yang namanya terdaftar dalam DPT. “Semua surat pemeritahuan sudah kita distribusikan. Memang ada sekitar 9 surat yang tidak terdisitribusi. Karena dua dari surat panggilan pemilihan itu adalah anak-anak. Sedangkan enam lainnya tidak pernah ada di RT kami,” tandas Herman yang juga ketua RT setempat.
Tak jauh berbeda dengan di Donggala Kodi, TPS 4 Kelurahan Lere tercatat 116 pemilih yang tidak memberikan suaranya di pesta demokrasi lima tahunan itu. Artinya dari 300 pemilih yang masuk DPT, hanya 184 warga yang menggunakan hal pilihnya. “Memang surat pemberitahuan yang terdisitribusi itu hanya sekitar 260 lebih. Karena sebagian besar surat pemberitahuan yang tidak terdistribusi itu orangnya tidak ada,” tandas Fikri Lasarika, ketua PPS TPS 04 Kelurahan Lere.
Sementara di TPS 03 Kelurahan Kabonena, dari 303 nama yang terinventarisir dalam DPT, hanya sekitar 254 pemilih yang menggunakan haknya. “Mungkin persoalannya sama dengan (TPS) yang lain, kebanyakan nama yang tercantum itu mungkin sudah pindah,” terang Zubair, ketua KPPS 03 Kelurahan Kabonena yang ditemui tadi malam.
Bahkan menurut dia, masih banyak warga yang tinggal di sekitar TPS yang tidak tercatat dalam DPT. Menurut dia, saat proses pemilihan berlangsung, TPS-nya sempat didatangi sejumlah warga yang hendak memilih. Tapi karena tidak terdaftar, mereka terpaksa ditolak. “Ya, jadinya tidak memilih. Kita kan hanya pelaksana, yang menentukan (kebijakan) bukan kita,” kuncinya.
Di TPS 24, Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan dari 185 warga yang masuk dalam DPT, 60 orang di antaranya tak menggunakan hak suaranya alias Golput.
“Jumlah warga yang masuk dalam DPT di TPS 24 sebanyak 185, namun yang tidak mencontreng 60 orang,” kata Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 24, Sulman Simin.
Di tempat yang sama ketua RT 3 Kelurahan Birobuli Utara, Sampredi, menambahkan dari 300 lebih jumlah warga di RT 3 yang diserahkan ke KPU, namun yang dimasukkan dalam DPT hanya 185.
“Data DPT tahun lalu memang sudah saya serahkan ke KPU, namun KPU memutuskan ternyata 185 orang saja yang terdata dalam Daftar Pemilihan Tetap (DPT),” ujar Sampredi.
GOLPUT, KARENA TPS JAUH
Salah satu penyebab banyaknya warga yang tidak mau memilih adalah karena lokasi TPS yang jauh dari tempat mereka tinggal. Anggota Panwaslu Kelurahan Besusu Timur, Tony Mustafim, SE mengatakan berdasarkan pengakuan warga di Besusu Tengah alasan yang paling mendominasi sehingga mereka memilih Golput karena jarak TPS yang ditunjuk sesuai surat panggilan untuk memilih jauh dari rumah mereka atau terpisah dari TPS tetangga.
“Banyak warga yang tidak memilih karena malas mau ke TPS karena jauh dari TPS yang dekat dari rumah mereka,” ujarnya.
Menurut Tony, hampir setiap TPS jumlah pemilih tidak mencapai setengah dari DPT yang ada. Salah satu penyebabnya karena banyak warga yang malas memilih karena terpisah-pisah TPS dengan tetangga. Padahal pada Pemilu 2004 nama mereka masih terdaftar di TPS yang dekat dari rumah mereka. “Jadi memang jumlah warga yang tidak memilih cukup banyak bahkan rata-rata tidak setengah dari jumlah DPT,” jelasnya.
Selain karena faktor jarak TPS yang jauh dari domisili warga penyebab lain warga tidak memilih adalah karena terlalu lama menunggu panggilan mencontreng di TPS. Banyak warga yang sudah ke TPS tapi karena lama dipanggil untuk mencontreng mereka pulang untuk makan tapi sudah tidak kembali lagi. “Karena mungkin lama menunggu dan sudah kelaparan warga yang tadinya sudah ke TPS terpaksa pulang dan tidak kembali lagi,” katanya.
Dikatakannya, warga yang hendak memilih juga banyak yang kebingungan melakukan pemilihan sehingga dalam bilik suara setiap orang menggunakan waktu pencontrengan membutuhkan waktu rata-rata 2 menit sampai 3 menit.
PROTES KPPS
Pemilu di Buol diwarnai protes dari sejumlah warga yang tidak bisa memilih. Mereka mengajukan protes kepada ketua KPPS di berbagai TPS yang ada di daerah itu. Warga yang protes tersebut lantaran tidak bisa memilih disebabkan karena tidak masuk dalam DPT dan tidak memiliki surat panggilan untuk memilih.
“Nama saya tidak ada di papan pengumuman DPT yang dipampang di TPS. Padahal saya sudah mengelilingi seluruh wilayah Kelurahan Kali. Tapi tetap saja tidak ada nama saya, tetapi justru yang ada nama anak saya,” kata Amin Marhum SAg, kepada Radar Sulteng, kemarin (9/4).
Amin Marhum akhirnya pulang dengan perasaan kecewa karena tidak bisa berpartisipasi dalam Pemilu 2009. Apa yang dialami Amin Marhum ternyata terjadi juga pada warga yang lain, tidak bisa ikut memilih karena tidak masuk dalam DPT dan tidak memiliki surat panggilan memilih. “Kami terpaksa hanya berdiam diri di rumah pak. Mau apalagi sudah begini. Hak demokrasi kami melayang,” tambah Syahril Samad, seorang tokoh masyarakat Buol.
Pantauan Radar Sulteng di sejumlah TPS yang ada di empat kelurahan di Tolitoli, banyak masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya. Ini dibuktikan dengan banyaknya kertas suara yang tidak terpakai hingga usai waktu pencontrengan.
Berdasarkan keterangan beberapa ketua PPS yang ditemui, rata-rata mengaku sedikitnya menyisahkan sekitar ratusan kertas suara yang tidak terpakai dari total kertas suara yang disediakan untuk pemilih yang terdaftar dalam DPT.
“Di TPS saya hingga usai waktu pencontrengan bisa bapak lihat sendiri sisanya, jika nanti dijumlahkan kira-kira jumlahnya sekitar dua ratusan lembar kertas yang tersisah, itu sudah termasuk kertas cadangan,” ujar Hi Abu Sahman ketua PPS pada TPS 34 terminal Bumi Harapan Kelurahan Baru.
SURAT SUARA NYASAR
Proses pencontrengan surat suara daftar calon lagislatif (Caleg) di TPS 12 Kelurahan Boyaoge, Kecamatan Palu Barat, kemarin (9/4) sempat terhenti. Penyebabnya, karena kertas suara berisi daftar Caleg yang akan dicontreng, ternyata bukan daftar caleg Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Palu, melainkan Caleg dari Kabupaten Morowali. Surat suara berisi daftar Caleg asal Morowali itu jumlahnya mencapai 12 lembar.
Saat ditemukan, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 12 Kelurahan Boyaoge, langsung mengamankan belasan surat suara nyasar itu. Tim relawan pemantau pemilu, juga langsung melaporkan temuan itu ke Panwaslu Provinsi Sulteng dan Panwaslu Kota Palu untuk ditindaklanjuti.
"Dari catatan saya ada 12 kertas suara yang dari Morowali. Tadi saya sudah laporkan ke Panwaslu," ujar salah seorang anggota tim relawan pemantau Pemilu TPS 12 Boyaoge, Albar.
Albar, mengaku seluruh kertas suara berisi daftar Caleg asal Morowali itu telah diamankan, untuk dijadikan bukti yang akan diserahkan kepada Panwaslu. "Semua kertas suaranya sudah disimpan, itu nanti akan diserahkan kepada Panwaslu," ungkapnya.
Ketua Panwaslu Kota Palu Ratna Dewi Petalolo, yang dikonfirmasi mengaku telah menerima laporan tersebut. Ratna menegaskan hal tersebut merupakan kelalaian dari KPU. Kata dia, kasus sangat merugikan pemilih di Palu. Untuk itu, Panwaslu bakal memberikan teguran kepada KPU Kota Palu atas kejadian itu. "Kami akan memberikan teguran kepada KPU atas kejadian ini," tegasnya.
Kasus yang sama juga terjadi Kecamatan Bungku Tengah. Proses pemilihan di TPS 1 dan 2 yang masing-masing berjumlah 417 pemilih, sempat terhenti selama dua jam gara-gara ada surat suara nyasar. Di kedua TPS itu terdapat surat suara untuk Dapil 3 (Petasia) masuk di wilayah Dapil 1 (Bungku Tengah). Persoalan itu langsung ditangani KPU setempat sehingga pemilu dilanjutkan.
Kasus surat suara nyasar ini berakibat pada kurangnya surat suara di sejumlah TPS di Morowali. Namun kekurangan itu langsung dapat diatasi. Ketua KPU Morowali Harus SH yang dikonfirmasi mengaku, kasus surat suara nyasar itu bukan disengaja tapi karena human error. (Radar Sulteng)

Tak Ada TPS Khusus, Pasien Rumah Sakit “Dipaksa” Golput

PALU – Kesadaran warga Kota Palu untuk menyalurkan aspirasi politiknya cukup tinggi. Sayangnya, keinginan untuk menyalurkan haknya sebagai warga negara yang baik itu, dikalahkan oleh sistem. Semrawutnya Daftar Pemilih Tetap (DPT), sehingga menyebabkan banyak warga yang sebenarnya memiliki hak pilih terpaksa urung untuk mencontreng, karena namanya tak masuk dalam DPT.
Selain itu, karena tidak adanya fasilitas TPS khusus di rumah sakit, sehingga pasien di rumah sakit, juga terpaksa urung menyalurkan hak politiknya dan “dipaksa” untuk Golput. Padahal di rumah sakit, banyak terdapat pasien yang sudah memiliki surat panggilan.
Siti Zulaiha, pasien di paviliun Kenanga RSUD Undata, mengaku kecewa karena tak bisa menyalurkan aspirasi politiknya. Pasien dengan diagnosa gangguan ginjal itu, mengaku sejak malam sebelumnya sudah menyiapkan surat panggilan dan sejumlah identitas lainnya. Sayang, hingga pukul 13.00 Kamis kemarin, Siti Zulaiha tidak didatangi petugas TPS khusus yang biasanya ada pada Pemilu empat tahun lalu atau saat Pilpres yang lalu.
“Amburadul Pemilu kali ini. Bagaimana pasien yang seperti kami ini mau dipaksa ke TPS. Saya jangankan berjalan, duduk saja susah. Lalu dengan keterbatasan yang di luar jangkauan kita ini, lantas kita dibatasi hak-hak politik kita. Mana itu KPU, apa saja kerjanya,”gerutunya.
Kondisi yang sama, dialami Muh Irsadi. Pasien Lakalantas yang mendiami paviliun Teratai RSUD Undata itu, juga urung menyalurkan aspirasi politiknya, karena tak adanya fasilitas TPS khusus yang disediakan di Rumah Sakit. Padahal bersama Irsadi, ada ibu serta adiknya yang semuanya mengaku sudah memiliki surat panggilan.
“Daripada harus ke TPS, lebih baik jaga orang sakit. Jadi fatwa haram Golput oleh MUI itu, jadi hambar dengan sendirinya, karena negara tak mampu menyediakan fasilitas bagi rakyatnya untuk menyalurkan aspirasi politiknya. Kalau memang fatwa MUI itu benar adanya, lalu siapa yang harus tanggung dosanya, apakah kita atau negara dan KPU,”tandas Abdul Humul Faiz, adik Irsadi
Sementara itu, tak masuknya nama dalam DPT, membuat beberapa warga kecewa. Dewi Sulastri, pelajar salah satu sekolah menengah atas, mengaku sebenarnya Pemilu kali ini, merupakan pengalaman politik pertamanya. Sayang, pelajar yang sedang menghadapi Unas itu, tak bisa menyalurkan hak-hak politiknya, karena dalam urutan DPT, tak terdapat nama Dewi Sulastri.
“Padahal kalau saya bisa ikut Pemilu, akan menjadi pengalaman politik pertama saya sebagai warga negara yang baik. Tetapi apa mau dikata, nama saya tak ada dalam DPT,”kata warga Kelurahan Tondo tersebut.
Apa yang dialami Dewi, tampaknya menjadi gambaran umum banyaknya warga yang sebenarnya sudah memiliki hak pilih, namun tak bisa menyalurkan aspirasi politiknya karena tidak masuk dalam DPT.
Namun demikian, antusias warga untuk menyalurkan hak politiknya cukup tinggi. Kamis pagi kemarin, kondisi Kota Palu sejak pukul 07.00 hingga pukul 11.00 tampak lengang. Warga tampak berbondong-bondong mendatangi TPS untuk menyalurkan hak politiknya. Walaupun ada di antara warga, yang terpaksa menempuh perjalanan kurang lebih 2 km dari kediamannya menuju TPS.
“Kami warga BTN Pesona Teluk Palu heran, kenapa kami mendapat jatah memilih di TPS 8 Kelurahan Tondo yang jaraknya hampir 2 km dari kompleks perumahan. Sewaktu kami ke TPS, ada dua TPS yang kami lalui,”tandas Sugiaty.
Walaupun berjarak 2 km, namun Sugiaty tetap berupaya untuk menyalurkan hak politiknya. Walaupun tidak berpikir negatif di balik amburadulnya penempatan pemilih dengan TPS, namun Sugiaty berharap agar kondisi yang dialaminya kemarin tidak lagi terulang.
“Teman saya yang di Lasoani dan beberapa tempat lainnya, juga mengeluh. Di depan rumahnya ada TPS, tetapi namanya keluar di TPS yang ada di RT lain dan jaraknya sekitar 3 km dari rumahnya,”kata mahasiswi English Department FKIP Untad.
Muzna, warga Jalan Siranindi, juga mengaku mendapatkan “jatah” memilih di TPS yang jauh dari kediamannya. Padahal kata Muzna, di sebelah dapurnya terdapat TPS.
“Kalau begini, kita jadi malas memilih. Saya lihat dulu, kalau ada yang jaga kios saya memilih. Tetapi kalau tidak ada, tidak usah memilih. Untuk apa ada TPS di sebelah dapur, tetapi kita dikasih di TPS yang jauh. Ini jangan-jangan ada permainan, supaya warga banyak yang tidak memilih,”tandas ibu satu anak ini. (Rआदर sulteng)

Rabu, 25 Maret 2009

Tiongkok Blokir YouTube

BEIJING - Hari-hari belakangan ini, pencinta YouTube di Tiongkok bakal merindukan situs video populer tersebut. Pasalnya, sejak Senin (23/3), pemerintah setempat memblokir laman itu tanpa alasan jelas. Hanya, ada dugaan bahwa langkah tersebut dilakukan untuk mengganjal gerakan prodemokrasi menyambut 20 tahun peringatan tragedi Tiananmen Berdarah.Agar ''penindasan'' itu tak terlalu kentara, menurut situs Global voices advocacy, pembatasan akses tak berlangsung seketika, melainkan bertahap. William Long, salah seorang pengguna internet, mengatakan bahwa sejak 4 Maret lalu, dirinya kesulitan mengakses YouTube. Baru keesokannya bisa, itu pun hanya sepuluh menit.Analisis lain menyebutkan, penutupan situs populer itu dilakukan karena Negeri Panda tersebut ''takut'' terhadap dampak kemajuan teknologi informasi. Namun, Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang membantah. ''Banyak orang memiliki kesan yang salah bahwa pemerintah Tiongkok takut terhadap internet. Kenyataannya justru berlawanan,'' tegas Qin Gang seperti dilansir Reuters kemarin.Qin mengatakan, 300 juta pengguna internet dan 100 juta blogger di Tiongkok memperlihatkan bahwa perkembangan dunia maya di negeri itu cukup terbuka. Hanya, tetap dibutuhkan regulasi hukum untuk mencegah penyebaran informasi yang dapat membahayakan keamanan nasional. Soal pemblokiran YouTube, Qin mengaku tidak tahu. Penutupan YouTube oleh Tiongkok memang bukan kali pertama terjadi. Setahun yang lalu, hal serupa terjadi pada 18 Oktober 2007, serta 15-16 Maret 2008. Tanpa alasan yang jelas, pemerintah menonaktifkan situs itu secara temporer. Tindakan tersebut diambil setelah muncul info dan video yang menampilkan kerusuhan Lhaksa Tibet hingga memakan korban. (war/ami)

Kamis, 12 Maret 2009

Dipenalti PLN, PLTU Tutup


PALU - Krisis listrik di kota Palu yang belum teratasi bakal berkepanjangan. Pasalnya, PT Pusaka Jaya Palu Power (PJPP), selaku pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), memutuskan untuk menghentikan pengoperasian PLTU yang berada di wilayah Kelurahan Panau, Kecamatan Palu Utara itu.
Otomatis, sekitar 30 Mega Watt (MW) yang dikeluarkan PLTU tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan daya listrik masyarakat Kota Palu. Sementara kebutuhan daya listrik saat beban puncak di Palu mencapai 40 MW lebih. Dengan kondisi itu, diperkirakan lebih dari setengah wilayah Kota Palu akan gelap gulita.
Komisaris PT PJPP H Suardin Suebo SE mengatakan, penyebab tidak dioperasikannya PLTU Panau, karena PT PJPP terus merugi. Ditambah lagi dengan kerugian akibat PLN belum membayar daya yang dikeluarkan PLTU sejak Januari 2009 lalu.
"Bagaimana mau beroperasi kalau kita rugi terus, karena PLN belum bayar daya yang kita keluarkan sejak Januari. Saya juga tidak tahu berapa yang belum dibayar," ujar mantan wakil Walikota Kota Palu itu.
Menurut Suardin, belum dibayarnya daya yang dikeluarkan PLTU oleh PLN, karena PLTU dianggap melanggar kontrak kerjasama dengan tidak maksimalnya pengoperasian PLTU. PLN kata Suardin, memberikan penalti kepada PLTU dan harus membayar denda sesuai ketentuan kontrak kerjasama.
"Saya juga tidak tahu pasti berapa besar penalti yang harus dibayar, ada di dalam kontrak kerjasama itu. Alasan kita sebenarnya tidak mau bayar karena kita selama ini masih rugi," ungkap Suardin.
Suardin mengungkapkan kerugian yang dialami PT PJPP, karena biaya operasional yang dikeluarkan PLTU tidak sebanding dengan pembelian daya dari PLN. Upaya Pemkot dan PT PJPP untuk memperjuangkan peninjauan kontrak kerjasama pembelian daya dengan PLN belum sesuai yang diharapkan.
"Kita mau ada perubahan harga kedua kalinya dulu baru diberlakukan penalti. Tapi PLN pusat tidak mau. Perubahan harga yang disetujui pertama itu masih di bawah standar, kita masih rugi. Yang kita inginkan sebenarnya, ya klop saja biayanya supaya kita juga tidak rugi. Siapa yang mau dipenalti sementara kita masih rugi," ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Walikota Palu H Rusdy Mastura, membenarkan kondisi tersebut. Keputusan ditutupnya PLTU kata walikota, karena PT PJPP tidak mampu lagi membiayai pengoperasian PLTU.
"Saya dilaporkan Pak Suardin (Komisaris PT PJPP, red). Sudah ada surat dari PLN yang tidak membayar PLTU. Saya bilang kalau begitu tutup saja PLTU. Bagaimana mau dikasih menyala kalau tidak dibayar," kata Cudy sapaan akrab Rusdy Mastura.
Mantan ketua DPRD Kota Palu itu, mengaku sudah cukup berupaya memperjuangkan agar kontrak kerjasama pembelian daya yang dikeluarkan PLTU dapat ditinjau, namun PLN tetap tidak menyetujuinya. PLN Justru memberikan penalti kepada PLTU, karena dianggap melanggar ketentuan kontrak kerjasama.
"Saya mohon maaf kepada masyarakat. Masyarakat jangan marah sama saya. Jangan salahkan walikota lagi. Karena saya juga sudah setengah mati memperjuangkan supaya listrik kita tetap menyala. Saya harapkan PLN mau mengerti. Apalagi ini mau Pemilu," katanya.(Radar Sulteng)

Kamis, 05 Maret 2009

G O L P U T

BARU-baru ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengeluarkan sebuah fatwa yang बन्यक mengundang komentar, yakni fatwa tentang haramnya sikap Golput. Dalam tulisan ini, penulis bukan untuk mengomentari lahirnya fatwa MUI tersebut, serta ekses dari fatwa tersebut. Penulis hanya ingin, sedikit memberikan beberapa catatan, apakah benar sikap Golput itu akan membawa perubahan, atau pengaruh apa yang akan terjadi jika kita memilih sikap politik Golput.Golput, dalam tatanan bahasa Indonesia, sebenarnya belum merupakan kata yang dibakukan. Istilah itu, sebenarnya merujuk pada istilah pada golongan yang memilih untuk tidak berpartisipasi dalam politik praktis. Istilah Golput, sebenarnya lahir di era orde baru. Ketika itu, baru ada tiga partisipan dalam Pemilu. Dua Parpol, yakni PPP dengan ciri khas hijau, kemudian PDI dengan ciri khas merah, serta Golongan Karya –Golkar- (ketika itu tak mau dikatakan sebagai Parpol) dengan ciri khas kuning. Rakyat yang kecewa dengan pressure Orde Baru yang juga ingin mencampuri urusan politik rakyatnya selama hampir setengah abad, kemudian memilih untuk menentukan sikap politiknya sendiri, yakni memilih untuk menjadi Golput atau Golongan Putih (Golput). Sebuah istilah yang merujuk pada sikap politik yang tidak memilih, tiga warna politik yang ada ketika itu, Hijau, Merah dan Kuning.Saat ini, sikap Golput beberapa kalangan didasari pada beberapa alasan. Ada yang memilih Golput karena merasa kecewa dengan dinamika politik saat ini, lalu kemudian menawarkan solusi lain. Adapula yang memilih Golput, dengan pertimbangan syariat. Bahwa katanya, memilih Parpol adalah bagian dari demokrasi, sementara demokrasi bukanlah produk Islam, tetapi produk negara sekuler.Sekali lagi, penulis tak ingin terlalu jauh mencampuri masalah prinsip, mereka-mereka yang punya pandangan untuk memilih Golput, tentu memiliki alasan yang menurut mereka jauh lebih benar dan patut untuk diikuti.Sebuah tanda (baca ayat), yang pernah difirmankan oleh Allah Azza Wajalla, ke Rasulullah 1430 abad yang silam, bahwasanya sebuah keadaan tak akan pernah berubah, kecuali dengan ikhtiar (usaha) yang kita lakukan sendiri. Dari bunyi ayat ini, penulis kembali ingin memberikan pertanyaan, adakah orientasi perubahan yang ditawarkan dari sikap Golput?Untuk menjawabnya, kembali penulis ingin mengajak untuk melihat sebuah ilustrasi sederhana dalam membaca realitas (politik) saat ini. Kita tak setuju dengan pemerintah atau pemegang kekuasaan saat ini, tetapi di satu kita sebenarnya justru mendukung atau membiarkan keadaan tersebut berlangsung dengan sikap Golput kita. Kita tak sepakat, jika ternyata partai (sebagai bagian dari dinamika Indonesia yang mustahil dinafikan) yang berkuasa, adalah partai yang kita tahu seperti apa bentuk dan bagaimana perilaku para politisinya. Sikap kecewa itu, kemudian diaplikasikan dengan tidak menyalurkan hak-hak politiknya alias Golput.Sebuah ilustrasi yang ingin penulis berikan, diandaikan ada sebuah wilayah yang untuk mudahnya kita beri nama negeri antah berantah. Di negeri itu, terdapat 100 ribu orang yang memiliki hak untuk memilih. Di negeri itu pula, terdapat 20 partai dengan berbagai slogan dan janji-janji politiknya. Dari sekian partai itu, terdapat beberapa di antaranya yang hanya bertujuan untuk mengejar kepentingan pragmatis dan hanya memanfaatkan suara rakyat untuk kepentingan diri dan kelompokya. Namun ada juga beberapa partai yang memang benar-benar ikhlas untuk berjuang demi rakyat yang berkeadilan dan sejahtera. Perilaku politisinya, juga bersih, peduli dan professional.Di negeri antah berantah itu, akan diperebutkan 20 kursi parlemen. Kelak mereka-mereka yang di parlemen itu, akan menentukan seperti apa bentuk pembangunan, bagaimana orientasi program yang bermanfaat bagi rakyat di negeri antah berantah. Berarti dengan persentase tersebut, maka berarti satu kursi di parlemen, dihargai dengan 5 ribu suara. Sebab 5 ribu dikalikan dengan 20 kursi di parlemen, maka akan didapatkan angka 100 ribu atau sesuai dengan jumlah warga negeri antah berantah yang memiliki hak untuk memilih.Sayangnya, dari 100 ribu penduduk negeri antah berantah, banyak yang kecewa dengan dinamika politik selama ini, atau paling tidak memiliki alasan lain sehingga tak menggunakan hak politiknya, atau Golput. Dari catatan badan pekerja pemilihan umum, diperkirakan ada sekitar 25 ribu atau seperempat jumlah pemilih di negeri antah berantah yang Golput. Lalu apakah jumlah kursi di parlemen akan dikurangi seiring dengan adanya penduduk yang Golput. Ternyata tidak, kenapa? Sebab dengan sistem politik yang ada di negeri antah berantah, bahwa Golput tidak akan memengaruhi jumlah kursi di parlemen. Lalu bagaimana dengan sistematika persentase jumlah kursi yang dikorelasikan dengan jumlah penduduk yang wajib memilih. Sesuai dengan alternative yang ada, maka sistem penentuan siapa yang layak untuk dapatkan kursi di parlemen, diterapkan rangking perolehan suara terbanyak. Partai mana yang banyak mendapat dukungan, maka akan mendapatkan kursi terbanyak di parlemen. Walaupun tidak lagi sesuai dengan persentase awal, yakni 5 ribu suara untuk satu kursi, tetapi karena mendapatkan dukungan terbanyak, maka partai tersebut mendapatkan satu kursi, walaupun suara yang dikumpulkan, mungkin hanya berkisar seribuan.Kita misalkan lagi dengan ilustrasi yang lebih sederhana. Di negeri antah berantah itu, ada Partai Pacul, Partai Garpu, Partai Sendok, Partai Gelas, Partai Piring dan partai lain yang kurang populer. Dari deretan partai itu, Partai Pacul dianggap partai yang politisinya, yang hanya bisanya memberi janji, gunakan kesempatan dalam kekuasaan untuk kekayaan dirinya sendiri, serta politisinya dikenal sebagai pezinah. Selain Partai Pacul, rakyat mengenal bahwa Partai Garpu sebagai partai yang politisinya adalah mereka yang ikhlas dalam memperjuangkan hak-hak rakyat negeri antah berantah.Di dalam Pemilu, mestinya satu kursi di parlemen dihargai dengan 5 ribu suara. Tetapi karena banyak yang Golput, maka persentase perbandingan turun. Jika ada sekitar 25 ribu yang Golput, maka hanya ada 75 ribu suara yang diperebutkan. Berarti satu kursi di parlemen, hanya dihargai 3.750 suara. Angka itu diperoleh dari 75 ribu suara dibagi 20 kursi. Artinya, siapa Caleg yang mendapatkan suara 3.750 suara, maka berhak dapat satu kursi di parlemen. Hasil pemilu, ternyata tidak ada satupun Caleg dari 20 partai di negeri antah berantah itu yang berhasil mendapatkan angka 3.750 suara. Lalu apakah tidak ada yang berhak duduk di parlemen? Tentu tidak, sebab 20 kursi di parlemen itu harus diisi. Solusinya, maka diterapkanlah sistem rangking suara terbanyak. Artinya, akan dirangking partai mana yang paling besar jumlah suaranya, maka dialah yang berhak mendapatkan kursi terbanyak di parlemen.Ternyata, Partai Pacul dari hasil rangking, mendapatkan suara terbanyak. Walaupun suaranya hanya berkisar sekitar 5 ribu suara, namun karena 19 partai lainnya hanya memperoleh dan saling membagi sisa dukungan, yakni 70 ribu dibagi 19, sehingga setiap partai selain partai Pacul, hanya memperoleh dukungan suara sekitar 3,6 ribu, maka Partai Pacul mendapatkan kursi mayoritas di parlemen. Lalu bagaimana dengan Partai Garpu, sayang, walaupun orientasi politiknya demi kemakmuran rakyat, tetapi karena kurang mendapat dukungan (apalagi 25 ribu suara, yang merupakan orang-orang yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai khalifah), memilih Golput dan tak mendukung Partai Garpu, maka lagi-lagi kekuasaan jatuh ke tangan orang-orang yang kelak berbuat zalim kepada masyarakat. Bisa dibayangkan, jika Partai Pacul yang hanya mendapatkan dukungan 5 ribu, tetapi karena didukung dengan sistem politik yang berlaku, kemudian menjadi penguasa. Lalu bagaimana jika Partai Garpu yang memperoleh dukungan 28 ribu lebih suara (25 ribu Golput ditambah 3 ribu suara tak Golput), maka tentu akan menjadi penguasa, karena mendapat dukungan mayoritas.Apakah Golput bukan merupakan sikap politik. Masih butuh penjelasan yang lebih panjang lebar dan perlu didukung dengan nash atau teori ilmu politik lagi. Tetapi dari analogi sederhana penulis, bahwanya Golput merupakan sikap politik. Secara kasarnya, sikap Golput justru mendukung Partai Pacul menjadi penguasa di negeri antah berantah. Walaupun bentuk dukungannya tidak secara langsung. Lagipula, kan masih berlaku peribahasa, bahwa DIAM ITU BERARTI SETUJU.
(* Abu Khalid adalah mantan ketua Ikatan Remaja Muhammadiyah kini berubah menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Tanggapan opini ini dikirim ke email: imalawwab@yahoo.co.id)

Rabu, 04 Maret 2009

Pulau Sulawesi Bakal Terbelah

RENCANA untuk membuat terusan yang akan menghubungkan wilayah Pantai Timur Kabupaten Parigi Moutong dan Pantai Barat Kabupaten Donggala terus dimatangkan Pemerintah Provinsi Sulteng. Jika rencana tersebut direalisasikan, maka akan menjadi terusan ketiga di dunia selain Terusan Suez di Mesir dan Terusan Panama di Amerika Tengah. Dengan adanya terusan ini, maka Pulau Sulawesi bakal terbagi dua, karena dipisahkan oleh laut di terusan yang akan diberi nama Terusan Khatulistiwa.
Gubernur Sulteng, HB Paliudju dihubungi usai mengikuti pertemuan dengan Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DR Ir Ida Kusuma serta seluruh jajaran Muspida, mengakui bahwa ide untuk membuat terusan itu, adalah gagasan setengah gila. Namun gagasan seperti itu dibutuhkan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Kata Gubernur, gagasan itu telah disampaikan di hadapan Mendagri Mardiyanto pada acara Musyawarah BKPRS, Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi beberapa waktu yang lalu. Terusan Khatulistiwa akan menghubungkan Selat Makassar, Pesisir Tambu dengan Teluk Tomini, Pesisir Kasimbar atau menghubungkan Alur Laut Kepulauan Indonesia, ALKI II dan ALKI III.
Menurut Paliudju, ide untuk membangun terusan yang pertama kali di Indonesia, bahkan di daratan Asia ini, akan menjadi program jangka menengah pembangunan di Sulawesi Tengah. Paliudju, mengatakan bahwa untuk saat ini, belum ada target waktu kapan rencana pembuatan terusan itu direalisasikan. Sebab masih harus menunggu hasil kerja tim penyusun Rencana Strategis (Renstra) yang dalam waktu dekat akan segera diteken surat keputusannya.
“Ini tantangan bagi tim (penyusun Renstra, red). Jangan hanya ngomong doang. Sebab rencana pembuatan terusan ini, tergantung dari hasil kerja tim. Kalau cepat selesai, maka cepat pula realisasinya. Tetapi kita targetkan, bahwa rencana ini akan menjadi program pembangunan jangka menengah Pemprov Sulteng,” kata Paliudju yang saat itu didampingi Kapolda Sulteng Brigjen Pol Suparni Parto dan Komandan TNI-AL, Letkol Laut (Marinir) Hasanuddin.
Sebagai informasi, terusan yang akan diberi nama Terusan Khatulistiwa ini, akan menghubungkan pesisir Pantai Timur yang merupakan wilayah administratif Kabupaten Parimo dan pesisir Pantai Barat, yang masuk dalam wilayah Kabupaten Donggala. Jika terealisasi akan menjadi terusan ketiga, setelah Terusan Suez dan Terusan Panama. Terusan Suez dan Terusan Panama adalah dua terusan terbesar di dunia. Dua terusan ini dibangun untuk kepentingan transportasi yang menguntungkan karena dapat mempercepat perjalanan ke tempat yang dituju.
Terusan Suez menghubungkan laut Mediteranian dengan teluk Suez dan anak sungai Merah. Terusan ini mempunyai panjang 195 km (121 mil) berasal dari sebelah utara ke selatan di seberang tanah genting Suez di sebelah timur laut Mesir. Sebenarnya terusan ini telah digali sejak abad 13 SM namun tidak begitu panjang. Penggalian kembali dilakukan pada Senin, 25 April 1859 dan telah dibuka kembali sebagai jalur navigasi pada Selasa, 17 November 1869 sekaligus menghabiskan sekitar 100 juta US Dolar.
Sedangkan Terusan Panama di Amerika Tengah, dibangun khusus untuk “memangkas” jarak yang seharusnya ditempuh selama beribu-ribu mil dan menempuh beberapa hari perjalanan mengelilingi Amerika Selatan, menjadi hanya beberapa mil saja. Terusan ini mempunyai jalur kapal antara Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Terusan ini mempunyai panjang jarak 64 km (40 mil) dan mempunyai tiga kunci saluran yang terpisah menunjukkan terusan ini memang dipersiapkan dengan sangat matang untuk kepentingan transportasi.
Sejak abad ke-16 bangsa Eropa telah mempunyai cita-cita untuk membangun sebuah terusan di daerah Panama untuk membawa harta jajahan dari Amerika kembali ke Spanyol. Kegiatan pembuatan terusan ini baru terealisasi pada abad ke-19 (tahun 1800-an) seiring terjadinya Revolusi Industri sebagai tonggak awal terbentuknya alat-alat modern.
Menurut Paliudju, gagasan mengenai pembuatan terusan dengan melihat kondisi geografis Sulawesi Tengah. Selama ini, hubungan antara kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia melalui transportasi laut menjadi kurang efisien oleh karena dari kawasan Barat ke kawasan Timur (Maluku, Papua dan Teluk Tomini) atau sebaliknya harus berputar melewati Sulawesi Utara atau Sulawesi Selatan. Ini tentunya melahirkan sejumlah konsekuensi antara lain meningkatnya cost transportasi oleh karena menggunakan BBM dan komponen lainnya menjadi lebih besar.
Selain itu, jika gagasan membangun terusan dapat direalisasikan, maka paling tidak jarak antara kawasan Barat dan Timur atau sebaliknya menjadi lebih pendek dan aman. Akan banyak manfaat ekonomi, sosial dan keamanan yang dapat dirasakan.
”Antara lain, menurunnya harga kebutuhan bahan pokok dan meningkatnya harga komoditi yang diterima masyarakat, meningkatnya efisiensi pengawasan dalam rangka keamanan dan ketertiban di wilayah NKRI termasuk illegal fishing maupun illegal logging, memperkecil gap dalam pengembangan wilayah antara kawasan Barat dan Timur, serta yang utama berkembangnya ekonomi wilayah di Sulawesi Tengah,” tandasnya.
Rencana untuk membuat terusan ini, mendapat dukungan secara politik. Ketua DPRD Sulteng, H Murad U Natsir, menegaskan bahwa legislatif akan terus mendorong eksekutif agar rencana itu direalisasikan. Dukungan tersebut, di antaranya dewan akan segera membahas dan menetapkan, berbagai regulasi yang terkait dengan realisasi dari rencana tersebut.
”Kita mendukung rencana ini, karena ini adalah sebuah gagasan besar dan proyektif dan pasti memiliki dampak positif untuk pembangunan Sulteng yang muaranya, adalah kesejahteraan masyarakat,” kata Murad.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng DR Ir Hasanuddin Atjo MP, mengatakan bahwa dalam susunan tim penyusun Renstra, duduk sebagai ketua tim adalah Bappeda. Sedangkan Dinas Kelautan dan Perikanan, sebagai wakil ketua. Dalam tim akan duduk lintas sektoral, mulai dari akademisi hingga aktivis LSM. Duduk pula perwakilan dari setiap Pemerintah Kabupaten.
”Insya Allah, pekan depan SK gubernur tentang tim ini sudah akan diterbitkan. Setelah itu, tim sudah akan langsung bekerja. Tim ini akan bekerja hingga akhir 2009. Kelak tim ini yang akan melihat titik mana yang akan dijadikan terusan, termasuk yang menjadi tugas tim ini, adalah menyusun Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RT RW) serta rencana Amdalnya,” tandas Hasanuddin.
Rencana pembuatan Terusan Khatulistiwa, mendapat respons yang cukup luar biasa dari pemerintah pusat, khususnya Departemen Perikanan dan Kelautan. Dalam rapat penyusunan Renstra kemarin, hadir langsung memberikan presentasi, Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau kecil Departemen Perikanan dan Kelautan, DR Ir Ida Kusuma. Dalam pembahasan kemarin, juga dihadiri beberapa bupati, di antaranya Bupati Parimo Drs H Longky Djanggola MSi, Bupati Tolitoli Ma’ruf Bantilan dan Bupati Tojo Unauna, Damsik Ladjalani. (Radar Sulteng)

Sudah Lebih 500 Kali Gempa Susulan

DARI hasil pencatatan Seismograph (alat pencatat gempa) yang ada di stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palu, sampai dengan pukul 23.00 malam tadi, sudah tercatat sekitar 500 lebih gempa susulan, pasca gempa berkekuatan 5,7 Scala Richter (SR) Senin (2/3). Belum ada rekap resmi, sebab staf bagian operasional BMKG, masih terus melakukan pemantauan dan pencatatan.
Yang telah berhasil direkam dan dicatat, adalah kejadian gempa susulan pada 24 jam pertama pasca gempa 5,7 SR. Dari pencatatan selama 24 jam pertama itu, BMKG mencatat sekitar 348 kali gempa susulan. Epicenter atau lokasi gempa, masih berada di titik 1,11 Lintang Selatan (LS) – 119,85 Bujur Timur (BT) atau berada di 24 km arah barat daya Kota Palu, atau di lokasi gempa yang terjadi pada Senin (2/3) awal pekan kemarin.
“Kita belum lakukan rekap. Yang sudah tercatat, yakni pada 24 jam pertama setelah gempa 5,7 SR, jumlahnya mencapai 348 kali,”sebut Robert malam tadi.
Dari ratusan kali gempa susulan itu, ada empat di antaranya yang guncangannya cukup terasa, yakni yang terjadi pada Selasa (3/3) hingga pukul 07.07 Rabu kemarin. Pada pukul 10.18 Selasa (3/3), Seismograph mencatat, terjadi gempa dengan kekuatan 3,4 SR. Kemudian gempa yang terasa, kembali dirasakan pada pukul 03.47 Rabu dinihari (4/3) dengan magnitude atau kekuatan 3,2 SR. kemudian sekitar pukul 07.07, kembali terjadi gempa dengan kekuatan 3,4 SR. Yang terbaru, terjadi sekitar pukul 20.12 malam tadi, dengan kekuatan 2,1 SR.
Menurut Robert, gempa susulan yang terjadi, umumnya berkekuatan antara 1 hingga 3 SR. Terlalu lemah, sehingga goncangannya tidak terlalu dirasakan. Namun aktivitas lempeng bumi itu, mampu dideteksi oleh alat Seismograph yang sensornya, ada yang dipasang di sekitar lokasi gempa 5,7 SR pada Senin (2/3) awal pekan lalu.
Robert, mengatakan bahwa gempa yang terjadi kali ini, tidak bisa dikatakan merupakan siklus tahunan. Walaupun katanya, sekitar empat tahun lalu, atau pada Januari 2005, terjadi gempa dengan kekuatan 6,2 SR di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromaru.
“Gempa itu, adalah peristiwa alam yang sulit diprediksi. Selain itu, dari catatan sejarah, kita tidak bisa mengatakan ada siklus tahunan di balik beberapa peristiwa gempa,”katanya.(Radar Sulteng)

Senin, 02 Maret 2009

Dua Rumah Sakit Tolak Pasien Miskin

PASIEN pemegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) masih dipandang sebelah mata pihak rumah sakit. Buktinya, dua rumah sakit milik pemerintah yakni RSUD Undata Palu dan RSUD Anutapura menolak menangani pasien hamil Risnawati, pemegang kartu Jamkesmas. Warga Dusun I Desa Sidera, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, itu terpaksa pergi ke dukun beranak untuk melahirkan. Sayang, bayinya meninggal saat dilahirkan.
Risnawati mengatakan pelayanan buruk dari pihak rumah sakit dialaminya saat hendak melahirkan pada hari Senin (23/2) malam sekitar pukul 20.00 Wita. Saat dibawa ke RSUD Undata, Risnawati didampingi adiknya yang juga seorang kader kesehatan di Kecamatan Dolo. Ditemui Radar Sulteng Kamis (26/2) lalu, adik Risnawati itu kemudian mengisahkan kronologis kejadian yang dialami kakaknya.
Menurutnya, selama masa kehamilan Risnawati intens memeriksakan kesehatan, baik dengan bidan desa maupun dengan dokter di Puskesmas Biromaru. Saat mendekati persalinan, Risnawati diperiksa di ultrasonografi (USG) di tempat pratik dr Gusti.
Hasilnya diketahui bayi di dalam kandungan Risnawati dalam posisi sungsang, sehingga proses persalinannya harus melalui operasi cesar. “Bila tidak di-cesar bisa berakibat fatal,” ungkapnya.
Menurut adik Risnawati, ketika ke RSUD Undata mereka membawa surat rujukan dari dr Gusti. Setibanya di Undata, mereka diterima perawat kesehatan yang bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD). Perawat di UGD menanyakan kepada adik Risnawati, apakah pasien tersebut membayar biaya persalinan dengan uang tunai atau menggunakan Jamkesmas.
Secara spontan, adik Risnawati menjawab bahwa pasien adalah pemegang kartu Jamkesmas. Mendengar keterangan itu, petugas di UGD langsung memberikan penjelasan dengan nada ketus, bahwa rumah sakit itu belum bisa melayani pasien yang akan dioperasi. Alasannya tidak ada baju operasi. “Kami tidak bisa melakukan operasi, karena tidak ada baju. Tadi sore kami mengoperasi lima orang pasien,” ungkap adik Risnawati menirukan penjelasan dari perawat di UGD. Kemudian perawat di UGD menawarkan apakah pasien dibawa ke Rumah Sakit Anutapura atau Rumah Sakit Madani.
Dengan perhitungan jarak yang relatif dekat, adik Risnawati bersama keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke Anutapura, walau belum ada jaminan bisa dirawat atau tidak. Tiba di Anutapura, perawat di UGD langsung meregistrasi pasien. Namun harapan untuk bersalin melalui cesar di rumah sakit milik Pemerintah Kota Palu itu kembali pupus.
Perawat di UGD menjelaskan Anutapura tidak bisa mengoperasi pasien, karena kekurangan alat. Perawat itu lantas menawarkan RSUD Undata, karena pasien di Anutapura pun dirujuk ke RSUD Undata bila melakukan persalinan dengan operasi cesar.
Setelah gagal bersalin di dua rumah sakit itu, mereka memutuskan balik ke Sidera, dan melakukan persalinan dengan bantuan dukun beranak. Senin malam sekitar pukul 22.30 Wita, Risnawati melahirkan dengan dibantu dukun beranak.
Sayang bayi berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan 4 kg, itu sudah tak bernyawa saat dilahirkan. Kata adik Risnawati, bayi itu lahir dengan posisi kaki duluan keluar. “Jika saya melahirkan dengan cara cesar, mungkin nyawa bayiku itu akan selamat,” ungkap Risnawati.
Risnawati mengaku ekonomi keluarga mereka benar-benar serba kekurangan. Suami Risnawati bernama Noca hanya berprofesi sebagai buruh tani. Saat berbicara dengan Radar Sulteng Risnawati tidak bisa menyembunyikan rasa kekecewaannya terhadap buruknya kualitas pelayanan di RSUD Undata Palu dan Anutapura. Dia juga yakin pihak rumah sakit pasti akan mengoperasi dirinya bila saat itu mereka membayar rumah sakit dengan cara tunai.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu, dr Roisul Ma’arif yang dikonfirmasi menolak dituding pandang bulu dalam melayani pasien yang datang ke bagian UGD. Apalagi pasien dengan identitas pemegang kartu Jamkesmas.
Kata dia, setelah ditelusuri di buku daftar UGD unit pelayanan umum dan UGD pelayanan persalinan, tidak terdapat data pasien yang masuk pada hari itu.
Kata Roisul, kalaupun benar bahwa pasien tersebut mendaftar namun kemudian mendapat pelayanan yang kurang bagus dari petugas jaga yang bertugas saat itu, alias ditolak itu bukan kebijakan pimpinan. Kata dia, bisa saja itu ulah anak buahnya yang tidak loyal dalam menjalankan tugas.
“Saya tidak pernah menetapkan aturan atau perintah semacam itu. Sebab, justru kami di sini prioritaskan pasien pemegang Jamkesmas. Kalau katanya ditolak karena alasan tidak dapat melayani operasi karena kekurangan baju operasi itu mungkin saja karena kemalasan anak buah saya saja. Sebab persediaan baju kami cukup termasuk alat-alat perlengkapan tindakan operasi. Itu pasti sikap anak buah saya yang tidak bagus,” tuturnya.
Ketika ditanya, Roisul mengaku akan mencari tahu siapa yang bertugas malam itu. ”Kita akan cari tahu dulu siapa yang bertugas malam itu. Kami akan berikan teguran peringatan. Karena terus terang saja, hal seperti ini sangat memalukan. Mencoreng institusi. Masak orang sakit dan gawat kok ditolak hanya lantaran alasan yang nggak masuk akal,” tandasnya.
Meski demikian, menurut Roisul, keluhan itu diterimanya sebagai suatu kritikan agar pihaknya dapat lebih memperketat pengawasan terhadap kinerja jajarannya.
“Saya berterima kasih sekali atas keluhan seperti ini. Ini masukan bagi saya untuk menata dan memperbaiki kinerja anak buah saya. Sebab, walaupun kita di atas (unsur pimpinan) sudah berusaha yang maksimal, tapi masih saja ada yang mencoba untuk membangkang membuat citra rumah sakit ini kurang bagus dari pandangan luar,” ujarnya.
Sementara itu Direktur RSU Anutapura dr Reny A Lamadjido SpPk, ketika dikonfirmasi mengaku pernah menerima laporan adanya pasien asal Kabupaten Sigi yang terdaftar dalam program Jamkesmas namun pulang sebelum tertangani. Kata Reny, pulangnya pasien itu bukan karena tidak dilayani di RSU Anutapura, namun kemungkinan karena tidak sabar menunggu. Saat bersamaan kata Reny, semua ruangan terisi pasien.
“Memang pernah saya dengar informasi itu, tapi bukan kami yang menyuruhnya pulang. Tapi pasien itu sendiri yang menginginkannya, karena kemungkinan tidak mau menunggu, karena saat yang bersamaan semua ruangan penuh. Tidak mungkin kita rawat di pinggiran jalan apalagi yang mau melahirkan dan tidak mungkin kalau ada kartu Jamkesmas kita tidak layani. Jadi tidak betul kalau dibilang karena kita kekurangan alat,” katanya. (bil/mda/dit/radar sulteng.com)

Sesar Palu-Koro, Penyebab Gempa


JALUR sesar (patahan, red) Palu-Koro yang masih aktif, ditenggarai menjadi penyebab gempa dengan kekuatan 5,7 Scala Richter, kemarin (2/3). Aktivitas sesar Palu-Koro tersebut mengakibatkan gempa tektonik yang cukup membuat panik warga. Terutama warga Desa Rarampadende, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi dan sekitarnya yang diperkirakan sebagai daerah pusat gempa.
Kepala Pusat Penelitian Kebumian dan Mitigasi Bencana Alam (PP-BMBA) Untad, Drs Abdullah MT menyatakan dengan koordinat lokasi gempa di 1,11 LS-119,85 BT, diperkirakan pusat gempa terjadi di sebelah Barat sistem sesar Palu-Koro. Sisi sesar yang bersebelahan sistem sesar Palu-Koro sebelah timur, yang menyebabkan gempa Bora pada 24 Januari 2005 silam.
"Sesar (patahan, red) Palu Koro itu sebuah sistem yang disebut sistem sesar Palu-Koro. Pusat gempa yang terjadi hari ini (kemarin, red) berada di sebelah Barat sistem sesar Palu-Koro," ujar Abdullah.
Ditemui di ruang kerjanya kemarin (2/3), Abdullah menjelaskan sistem sesar Palu-Koro merupakan salah satu sesar aktif di dunia. Sesar Palu-Koro hampir membujur dari Laut Sulawesi di bagian utara melewati lembah Palu dan lembah Koro, hingga bermuara di Teluk Bone bagian selatan. Selama sesar Palu-Koro berstatus aktif, maka gempa di wilayah jalur sesar tidak terhindarkan.
Terkait magnitudo gempa yang mencapai 5,7 skala richter, Abdullah mengaku kekuatan gempa cukup besar. Namun tidak ditemukan kerusakan di Desa Rarampadende, yang diperkirakan sebagai daerah pusat gempa.
Tidak adanya kerusakan di Desa Rarampadende, Abdullah menduga struktur batuan di desan itu cukup solid dibandingkan dengan desa sekitar Rarampadende yang mengalami kerusakan ringan. Seperti kerusakan 17 rumah di Dusun di Dusun Deasi Desa Sidondo II, yang terletak kurang lebih 5 kilometer dari Desa Rarampadende.
"Boleh jadi, di Dusun Deasi Desa Sidondo II memiliki struktur batuan alufial atau tidak padat. Apalagi jika melihat dusun itu terletak tidak jauh dari di daerah aliran sungai Palu dan sebelumnya sering terendam banjir akibat luapan sungai," tandasnya.(uq/radar sulteng)

Minggu, 01 Maret 2009

Palu Kembali Diguncang Gempa


SENIN pagi kemarin (2/3), warga Kota Palu Sulawesi Tengah, kembali dikejutkan dengan gempa tektonik. Kota Palu, memang dikenal dengan kota yang dilintasi sesar Palu Koro, salah satu di antara patahan yang paling sering menggeliat.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika, gempa yang terjadi di awal pekan pertama Maret dan tepat pukul 08.03 Wita itu, berkekuatan 5,7 Scala Richter (SR). Epicenters atau titik gempanya, berada di 1,11 Lintang Selatan (LS) – 119,85 Bujur Timur (BT) atau berada di 24 km arah barat daya Kota Palu. Kedalaman gempa, diperkirakan 30 km.(**)